Semakin panjang kita tidur, semakin sulit untuk bangun.
Aku yakin benar itu. Kalau kebanyakan tidur, perasaan jadi tidak karuan, badan pun rasanya juga capek, padahal bangun tidur.
Dalam hal ini, yang aku maksudkan tidurku yang panjang adalah kegiatan menulisku. Aku dulu adalah seorang yang aktif menulis. Sangat aktif. Tiada hari tanpa menulis. Entah itu buku harian, catatan pelajaran, ataupun menulis cerpen. Cerpenku juga bagus-bagus. Beberapa yang aku kirim dimuat dalam majalah Annida, Sabili, dan Bobo.
Hingga akhirnya, tibalah masa-masa itu. Masa yang sangat sulit pun terjadi. Sebuah tamparan yang keras tanpa bisa terelakkan menodai kecintaanku pada menulis. Grek!! Aku pun berhenti menulis secara tiba-tiba.
(Sampai sekarang, aku masih menyesali masa itu, meski aku sudah memaafkan semua pihak terkait).
Tidur panjang pun dimulai. Bertahun-tahun aku lewati dengan menumpahkan perasaan melalui tangisan, bukan dengan kata-kata. Kalau sedih ya menangis, kalau bahagia juga menangis. Predikat baru akhirnya muncul, Si Cengeng.
Setelah mengalami berbagai gejolak kehidupan, aku mulai mensyukuri semua yang telah terjadi. Pasti semua ada hikmahnya. Takdir telah menggariskan keadaan tanpa bisa diubah-ubah. Aku mulai bangun dari tidur ini.
Seperti yang aku katakan tadi, memang berat bangun dari sebuah tidur yang panjang. Tapi kali ini aku akan berusaha untuk bangkit dan berdiri, bahkan kalau bisa berlari. Aku akan mulai menulis! Ya, sebuah aktivitas menarik yang sangat aku cintai. Semoga barokah, insyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar