Beberapa waktu yang lalu, saya melakukan ‘me-time’ dengan
melihat film. Jujur, saya memang sangat suka menonton film. Tentunya film
dengan muatan positif, yang inspiratif. Bukan film adegan kekerasan, bukan pula
yang tangis-tangisan. Apalagi temanya melulu soal cinta sepasang anak manusia.
Kali ini, pilihan saya jatuh pada film Bollywood yang
berjudul Dangal, 2016. Film yang dibintangi oleh bintang film favorit saya,
Aamir Khan. Kok Sholihah punya bintang film favorit sih? Sewajarnya saja kok. Nanti
saya ceritakan bagaimana saya bisa suka banget sama si Aamir. Salah satunya,
adalah beberapa filmnya yang berjudul 3 Idiot dan Tare Zamen Par yang bertema
pendidikan, sukses jadi film favorit saya juga. Nah, Dangal ini jadi film
ketiganya.
Cerita tentang filmnya dulu ya. Dangal ini artinya kompetisi
gulat. Ceritanya mengisahkan Mahavir, seorang pegulat yang terpaksa harus
berhenti menjadi pegulat karena kondisi ekonomi. Tapi cita-citanya
mempersembahkan emas untuk Negara tak pernah padam. Maka Mahavir sangat
menginginkan anak laki-laki. Segala upaya dicoba agar dia bisa memiliki anak
laki-laki, sayangnya keempat anaknya adalah anak perempuan. Pupuslah harapannya.
Hingga suatu hari, kedua anaknya yang besar, Geeta dan
Babita, memukul teman-temannya yang mengolok-oloknya hingga babak belur. Dari situ,
Mahavir yakin bahwa ada darah pegulat mengalir dalam darah Geeta dan Babita. Sejak saat itu, Mahavir
melatih keduanya untuk menjadi pegulat.
Latihannya berlangsung setiap hari dan sangat disiplin.
Mahavir sangat ketat mengaturnya hingga ke pola makannya juga. Awalnya Geeta
dan Babita menentang dan Mahavir memotong pendek rambut keduanya. Hingga keduanya
sadar bahwa sang ayah sedang mempersiapkan masa depan mereka. Dan mereka pun
menjadi semangat berlatih.
Ejekan datang dari mana saja. Para tetangga, teman-teman di
sekolah, semuanya mengejek. Pegulat hanya untuk anak laki-laki, pikir mereka. Namun
akhirnya, Geeta dan Babita bisa memenangkan pertandingan gulat melawan anak
laki-laki diberbagai kota. Dan juga akhirnya bisa menjadi juara nasional junior
hingga ke senior. Ejekan-ejekan berubah menjadi pujian-pujian untuk keduanya.
Pertentangan dimulai lagi ketika Geeta masuk ke asrama atlit
untuk dilatih agar bisa menang di pertandingan internasional. Sang pelatih
memberikan teknik yang berbeda dengan ayahnya. Awalnya, Geeta memilih teknik
pelatihnya dan menganggap ayahnya salah. Tapi itu membuatnya kalah di beberapa
pertandingan internasional. Geeta akhirnya menyadarinya. Geeta menggunakan
teknik ayahnya kembali dan itu membuat pelatihnya tidak senang.
Geeta dan Babita masuk kedalam atlit yang ikut acara
Olimpiade yang diselenggarakan di India. Dengan latihan jarak jauh ayahnya,
Geeta dan Babita berlatih dengan sungguh-sungguh hingga akhirnya Geeta bisa
mendapatkan medali emas dan Babita mendapat medali perak. Sungguh kisah
perjuangan yang sangat menegangkan.
Hikmahnya, kemenangan itu diperjuangkan. Bukan tumbuh diatas
pohon, tapi harus dipupuk dengan disiplin, kerja keras, dan cinta. Itu adalah kata-kata
Mahavir ketika ditanya adiknya, mengapa ia begitu keras melatih anak-anaknya. Benar
juga, hasil tidak mengkhianati usaha. Jika yakin jalan yang sedang ditapaki
adalah benar, tak perlu mempedulikan omongan orang.
Pertanyaan yang ada dalam diri saya, adalah bagaimana para
aktris itu memainkan peran sebagai Geeta dan Babita? Terlihat sangat lincah
juga bermain gulat. Tidak Nampak dibuat-buat. Benar-benar seperti bergulat. Bahkan
beberapa kali saya ulang ketika adegan gulat, semuanya menunjukkan bahwa sang
aktris benar-benar bergulat juga. Juga Aamir khan yang berperan sebagai sang
ayah, Mahavir. Pada awalnya, terlihat badannya yang kekar dan berotot. Dan badannya
menjadi sangat gemuk dengan lemak perut menggelantung. Bagaimana bisa? Apa lemaknya
dibuat-buat? Atau badan berototnya bukan badannya Aamir? Tapi aktingnya
benar-benar si Aamir kok. Wajahnya yang khas tidak mungkin diganti dengan orang
lain yang begitu serupa kecuali kembar identik.
Daripada penasaran, saya pun mencari behind the scene-nya di
youtube. Eh, ternyata ada!
Terjawablah rasa penasaran saya diikuti dengan
takjub yang luar biasa.
Jadi, para aktris itu jelas bukan dengan latar belakang
pegulat. Bahkan tidak tahu apa-apa tentang gulat. Mereka dilatih dengan latihan
yang sangat disiplin, mirip dengan filmnya! Para aktris itu berlatih selama 9
bulan. Pemeran Geeta dewasa sempat mengalami patah tulang dan Geeta remaja
sempat terluka. Namun itu tidak menyurutkan langkah dan semangatnya. Dengan latihan
selama Sembilan bulan itulah yang menyebabkan acting mereka Nampak begitu real.
Aamir Khan, aslinya memang gemuk. Jadi aktingnya dimulai
ketika adegan yang memerlukan dirinya dengan kondisi gemuk. Lalu setelah
selesai, Aamir mulai berlatih fitness untuk membentuk badannya. Setiap hari
berlatih selama enam bulan dan badannya pun menjadi berotot. Enam bulan
berlatih hanya untuk acting sebuah film? Ya, begitulah yang dilakukan Aamir
Khan.
Nampak kan ya, perjuangan mereka untuk menciptakan sebuah
film. Tak salah, film inipun meraih rekor box office menghasilkan USD 50 juta. Angka
yang fantastis kan? Dan itu harga untuk perjuangan mereka selama
berbulan-bulan.
Nah kita sedang berjuang untuk apa? Kok saya jadi merasa
sangat malas ya setelah menonton film ini. Apa sih yang sedang kita
cita-citakan? Yuk, mulai beraksi untuk memperjuangkan cita-cita. Ingat, dalam
Al-Qur’an pun sudah disebutkan, bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu
kaum hingga kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri. Artinya, walau mudah bagi
Allah untuk mengubah nasib seseorang, orang tersebut dituntut untuk berusaha
mengupayakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar