Bolehkah manusia bermimpi?
Menurut saya, seseorang yang tidak punya mimpi bagaikan mati meski masih menghirup udara. Ianya hidup dan melangkah tanpa tentu arah. Melangkahkan kaki tanpa tahu hendak kemana. Terus melangkah dan seringnya mengikuti kebanyakan orang melangkah kemana. Tidak memiliki keputusan sendiri berdasarkan pikirannya.
Ya, manusia harus memiliki mimpi. Karena dari mimpinya itu, bisa berubah menjadi cita-cita. Dan dari cita-cita itu bisa menjadi tujuan hidupnya. Dan tujuan hidupnya mengarahkan dirinya kemana harus melangkah.
Jadi, apa mimpimu, Sholihah?
Mimpi ini terlalu banyak. Tak apalah memiliki mimpi yang banyak, sepanjang semua adalah kebaikan. Siapa tahu Allah berkehendak mengabulkan salah satu, beberapa, atau bahkan semuanya. Tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada yang mustahil. Semua bisa terjadi dan Allah Maha Mengetahui.
Dulu, sebelum menikah, saya memiliki mimpi untuk bisa menulis. Apa daya, tidak ada fasilitas memadai. Pun saat itu masih sering beralasan menjadikan fasilitas sebagai satu-satunya kebutuhan wajib dalam menulis. Seharusnya tidak ada laptop, menulis tanganpun bisa. Nyatanya, beberapa tulisan dimuat juga karena tulisan tangan.
Ketika menikah, ada komputer. Sayangnya tidak ada dukungan. Bila berlama-lama didepan komputer, maka ada sesuatu terjadi. Maka saya pun menghindari. Anak-anak pun membesar. Komputerpun dijual. Belum mampu membeli lagi yang baru hingga bertahun-tahun. Kemudian tiba saatnya dikantor ada laptop yang bisa untuk menulis. Mimpi itu muncul menyeruak kembali mengisi hati. Perlahan, mengasah kembali kemampuan yang lama tak digubris. Semoga ada buku yang kelak terbit dan bisa bermanfaat.
Mimpi-mimpi baru pun tercipta seiring berjalannya kehidupan. Tentunya selain mimpi utama, yaitu masuk ke dalam JannahNya dan kekal didalamnya selama-lamanya.
Semenjak mendirikan LQ, maka LQ menjadi bagian dari hati. Segenap pikiran digunakan untuk memajukan dan menumbuhkannya. Ada rasa bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ketika melihat anak-anak duduk melingkar melafalkan ayat-ayatNya. Ada kepuasan tak ternilai melihat mereka berhasil. Dan ada bangga tak terperi yang tak ingin diketahui siapapun kecuali oleh Allah Ta'ala, bahwa hanya pahalanya yang yang ingin didapat dan bukan pujian manusia siapapun mereka.
LQ masih ada di masjid. Dimanapun selalu disindiri bahwa LQ berdosa karena membiarkan wanita-wanita yang tidak suci berdiam diri di masjid. Karena yang mengajar sebagian besar adalah wanita. LQ masih bertahan sampai saat ini karena adanya pendapat yang membolehkan wanita haid masuk dan berdiam di masjid. Sembari menancapkan mimpi, suatu hari LQ memiliki gedung sendiri yang paginya digunakan untuk sekolah dan sorenya untuk tahfidz. Apakah kelak akan bebas sindiran? Ya belum tentu juga. Biarlah Allah yang menilai selama masih dalam proses kebaikan.
Mimpi berikutnya adalah mendirikan sekolah. Sekolah dasar dengan bahasa pengantar sehar-hari menggunakan bahasa arab. Dengan kurikulum tahfidz tapi tidak berlebihan. Yang penting anak mencintai Al-Qur'an dan beradab dengan Al-Qur'an. Gedungnya luas, ada lapangan olahraganya. Ada dapur yang luas untuk anak-anak belajar memasak.
Selanjutnya, masih bermimpi tentang LQ. Suatu hari nanti kurikulum LQ digunakan sebagai rujukan seluruh Indonesia. Ilmunya bisa bermanfaat dan menjadi jariyah. Kurikulumnya dibagikan kemana-mana dan dibutuhkan ummat.
Mimpi ini terlalu besar. Tapi bukankah Allahlah Yang Maha Besar. Mimpi ini terlalu jauh. Tapi bukankah Allah Maha Mendekatkan yang jauh.
Jadi saksikanlah Ya Allah, bahwa saya mempunyai mimpi-mimpi itu demi memperoleh ridho-Mu. Demi mimpi masuk ke dalam JannahMu. Amin Ya Robb
Mimpi ini terlalu besar. Tapi bukankah Allahlah Yang Maha Besar. Mimpi ini terlalu jauh. Tapi bukankah Allah Maha Mendekatkan yang jauh.
Jadi saksikanlah Ya Allah, bahwa saya mempunyai mimpi-mimpi itu demi memperoleh ridho-Mu. Demi mimpi masuk ke dalam JannahMu. Amin Ya Robb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar