Jumat, 06 Desember 2013

Lima Sebab Kehancuran Sebuah Negara


Merenungi sebuah hadits yang Rosul sendiri berlindung dan memohonkan perlindungan untuk para sahabatnya, tapi sepertinya telah kita temui pada zaman ini. Semoga menjadi renungan dan muhasabah kita semua.

Lima Sebab Kehancuran Sebuah Negara

فعن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((يا معشر المهاجرين خمس إذا ابتليتم بهن - وأعوذ بالله أن تدركوهن - : لم تظهر الفاحشة في قوم قط حتى يعلنوا بها إلا فشا فيهم الطاعون والأوجاع التي لم تكن مضت في أسلافهم الذين مضوا ، ولم ينقصوا المكيال والميزان إلا أخذوا بالسنين وشدة المؤونة وجور السلطان عليهم ، ولم يمنعوا زكاة أموالهم إلا منعوا القطر من السماء ولولا البهائم لم يمطروا ، ولم ينقضوا عهد الله وعهد رسوله إلا سلط الله عليهم عدوا من غيرهم فأخذوا بعض ما في أيديهم وما لم تحكم أئمتهم بكتاب الله ويتخيروا مما أنزل الله إلا جعل الله بأسهم بينهم)) [رواه ابن ماجة وصححه الألباني في الصحيحة].


Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhu dia berkata, Rosulullah Sallallahu Alaihi wa Salam bersabda:

Wahai kaum Muhajirin, waspadailah lima perkara apabila menimpa kalian, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak menemuinya:

1. Tidaklah perzinahan nampak pada suatu kaum, hingga mereka selalu menampakkannya, kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit tha'un dan penyakit yang belum [ernah ada sebelumnya

2. Dan tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan diadzab dengan kelaparan, kerasnya kehidupan, dan kedholiman penguasa

3. Dan tidaklah mereka menahan zakat harta mereka kecuali akan dihalangi hujan dari langit, andaikan bukan karena hewan-hewan niscaya mereka tidak akan dihujani

4. Dan tidaklah mereka memutuskan perjanjian Allah dan perjanjian Rosul-Nya, kecuali Allah akan menguasakan atas mereka musuh dari selain mereka yang merampas sebagian milik mereka

5. Dan tidaklah para penguasa tidak berhukum dengan kitab Allah, dan hanya memilih-milih dari hukum yang Allah turunkan kecuali Allah akan menjadikan kebinasaan mereka berada diantara mereka

[HR. Ibnu Majah]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar