Rabu, 19 Februari 2014

Usamah dan Pemikirannya


Pada saat sekarang ini, jalanan ramai dengan padatnya mobil-mobil plat luar kota. Semua ingin menghadiri acara haul alias peringatan kematian seseorang yang dianggap mulia. Dari perempatan Baturono hingga perempatan Pasar Kliwon tertutup rapat. Juga dari perempatan Katangan hingga alun-alun selatan tertutup rapat.

Daerah sekitarnya juga ikut terkena imbas. Seperti daerah rumah saya yang dekat jaraknya. Depan pintu rumah kalau tidak diberi tulisan “Dilarang Parkir” pasti sudah ada mobil yang singgah. Seringnya tidak tahu aturan sih. Tahun lalu, saya mengempiskan roda mobil yang seenaknya parkir didepan pintu. Terus, motor saya caranya lewat gimana? Terbang?


Usamah sudah mulai kritis. Dia mulai bertanya-tanya, ada acara apa itu? Percakapannya dengan Usamah saat itu membuat saya terharu dan tersadar. Betapa pemikirannya begitu jernih dan cerdas. Kata-katanya sederhana, tetapi tegas. Hati saya bergejolak.

Usamah           : Ini acara apa, Mah?
Saya                : Acara haul, peringatan ulang tahun kematian seseorang.
Usamah           : Loh, bukannya ulang tahun tambah umur yang orangnya masih hidup aja tidak boleh?
Saya                : Memang tidak boleh... Makanya kita tidak mengikuti acara itu.
Usamah           : Aneh ya?
Saya                : Apanya yang aneh?
Usamah           : Nabi Muhammad yang paling mulia aja tidak melakukannya, kenapa kita repot-repot melakukannya?
Saya                : Itu namanya perbuatan bid’ah atau mengada-ada.
Usamah           : Jadi kalau melakukan perbuatan bid’ah, tidak dapat pahala, dan menambah dosa?
Saya           : Jelas.. perbuatannya ditolak Allah. Lagian, banyak ibadah yang disunnahkan untuk dikerjakan, malah tidak dikerjakan. Eh, ini malah membuat ibadah yang baru.
Usamah          : Kalau gitu, mereka rugi dunia akherat ya?  Rugi dunia, uangnya keluar banyak, capek juga, eh di akherat bukannya menambah pahala malah menambah dosa.
Saya                : Bener...
Usamah      : Lagian mereka juga mengganggu jalan. Berapa banyak orang yang harus memutar jalannya karena jalanan di stop. Bukannya kita disuruh menyingkirkan batu dari jalan? Ini malah menutup jalan..
Saya                : ...... *speechless
Usamah         : Kita ini kan hidup ibaratnya dalam kapal ya, Mah? Mereka yang melakukan perbuatan dosa ibarat melubangi kapal. Nanti kita gimana, karena mereka kita juga ikut tenggelam..
Saya                : ...... *speechless

Ketahuilah, Nak...Masih ada banyak bab dalam agama ini yang harus kau pelajari. Ada banyak doa dari ibumu yang akan terus mengiringi langkahmu. Semoga Allah selalu menjaga fitroh aqidah dan kebaikanmu.

Barakallahu fiik, Usamah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar