Minggu, 16 Februari 2014

Kelapang hatian

Ah.. sungguh benar nasehat abah beberapa tahun yang lalu.
LAPANG HATI
Belajar melapangkan hati. Melonggarkan apa yang menyesakkan dada selonggar-longgarnya. Jadi yang tersisa adalah hati yang lapang tanpa ada penyakit yang membuatnya sempit.
Penyakit apakah itu?
Hasad
Penyakit ini tidak suka melihat ada kebaikan datang pada saudaranya sesama muslim. Bahkan cenderung ingin merusak kebaikan itu. Prinsipnya, "jika aku tidak memiliki, kamu tidak boleh memilikinya." Sungguh suatu prinsip yang aneh.
Penyakit ini biasanya muncul pada orang yang malas dan pemimpi. Dia bermimpi mendapat kebaikan, tanpa ada usaha kearahnya. Dan bila ada orang yang bekerja keras kemudian mendapatkan kebaikan itu, dia tidak terima.

Mudah tersinggung
Adakalanya marah memang diperlukan. Bila ada orang yang menghina agama, kita memang harus marah. Atau manusiawi jika marah karena ada yang menghina muruahnya. Meskipun bersabar jelas lebih baik.
Tetapi, marah karena kata-kata yang sebenarnya bercanda. Atau sebenarnya yang berbicara tidak bermaksud ditujukan kepada dirinya, tetapi dia merasa tersinggung.
Oi, sifat ini sungguh menyiksa. Selain menyiksa dirinya sendiri, juga bisa menyiksa orang lain. Sungguh suatu penyakit yang harus disingkirkan.
Buruk sangka
Semua hal didunia ini selalu dinilai dari segi negatifnya. Pikiran selalu buruk dan tak bisa melihat sisi baik suatu masalah.
Seseorang dianggap salah ketika tak menyapa dijalanan. Padahal mungkin saja orangnya sedang melamun hingga tidak menyadari siapa siapa yang lewat disampingnya. Atau dianggap sombong karena lama tidak berkunjung kerumahnya.
Ah, itu suatu penyakit yang melelahkan dan melemahkan jiwa. Semakin lama buruk sangka dipupuk, semakin berkembang perasaannya. Bahkan pada hal yang sepele pun tak nampak baik.
Ini akibat tidak lapang hati. Hidup menjadi lebih suram dan kelam. Kebahagiaan menjauh pergi. Seolah menderita sepanjang masa. Pikirannya begitu sibuk pada hal tak bermutu sepanjang waktu.
Sehingga ada hal positif berkesempatan diraih, berlalu begitu saja. Teman semua menjauh, takut membina hubungan.
Oi, betapa ruginya orang yang tidak berlapang hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar