Kemaren ada yang laporan ke saya. Katanya ada beberapa orang yang cerita ke temen saya fulanah, dan fulanah ini cerita ke saya.
Aneh bin lucu ceritanya.
Katanya beberapa orang itu abis kena damprat saya pas lagi pengajian sore di rumah. Katanya juga, saya 'menasehati' dengan suara keras dan saya tunjuk-tunjuk didepan banyak orang.
Kebayang kalau benar, betapa jeleknya sifat saya itu, na'udzubillahi min dzalik.
Kenyataannya, fulanah atau beberapa orang tersebut bisa dipastikan sangat tidak mengenal saya.
Pertama, saya kan tidak pernah hadir di pengajian dirumah saya. Kalaupun hadir saya selalu dipojokan. Karena saya sadar bahwa anak-anak saya bisa.mengganggu orang yang ingin khusyu mendengar pengajiannya. Makanya saya bagian menjaga anak-anak didalam. Atau dipojok kebun. Supaya kalau saya mondar mandir tidak.mengganggu mereka yang sudah datang.
Ketika pengajian bubar, saya hanya bersalam-salaman sambil tersenyum. Jarang saya bicara kecuali diajak bicara. Lha mau protes monggo memang sifat saya demikian.
Kedua, karena saya jarang-jarang ngobrol dengan anggota pengajian, kapan saya bersuara keras sambil menunjuk-nunjuknya ya? Katanya kejadiannya belum lama. Padahal saya sudah tidak ikut pengajiannya sejak 2004.
Ketiga, Saya tidak akan menasehati seseorang lewat lisan kecuali orang itu saya kenal secara khusus atau kerabat yang amat dekat. Hanya sedikit yang berani saya nasehati secara lisan. Lagi, juga tidak akan dengan suara keras apalagi didepan orang banyak. Saya lebih suka menulis.
Jadi, saya beranggapan bahwa cerita fulanah ini fiktif. Atau cerita beberapa orang yg lapor ke fulanah itu yang fiktif. Salah satu.
Salah cerita kamu :) Maaf saya tidak terpengaruh. Daripada kamu bikin cerita semacam itu, mending kamu buat cerpen lalu dikirim ke media. Kalau dimuat dapat duit. Daripada menuduh orang yang duitnya tidak ada, dosanya sudah pasti ada.
Kenapa sih harus ada cerita aneh semacam itu? Apa gunanya coba? Saya husnudzon, ini jadi semacam uji mental buat saya. Seperti ketika saya yang dijatuhkan didepan banyak orang oleh fulanah yang lain. Ketika saya hanya diam dan tidak berontak lalu saya buktikan dengan prestasi, fulanah itu sekarang malah mengekor^^
Uji mental supaya saya tidak secengeng dulu. Semakin kuat dan tangguh. Semakin sabar dan tabah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar