Sabtu, 19 Maret 2016

Mengapa Ilmu Lebih Utama Daripada Harta

Mengapa Ilmu Lebih Utama Daripada Harta?

Syaikh Muhammad Abu Zahrah memaparkan, yang mengambil penjabaran Abul Hasan Radhiyallahu ‘Anhu, pendapat para tabi’in, atba’ut Tabi’in, dan ulama muta’akhkhirin kemudian meramunya menjadi satu. 

Ilmu adalah warisan para Rosul dan nabi-nabi, sementara harta dilungsurkan dari Fir’aun, Qorun, dan raja-raja.

Ilmu menjaga pemiliknya, sedangkan pemilik harta bersusah payah menjaga hartanya

Jika ilmu menguasai harta, akan menjadi mulialah keduanya. Sebaliknya, jika harta menguasai ilmu, akan menjadi hinalah keduanya

Kekayaan akan berkurang jika dibelanjakan, sedangkan ilmu bertambah bila dibagikan

Ilmu menyertai pemiliknya menuju kematian, kebangkitan, dan akheratnya, adapun harta tidak mau ikut dan tetap tinggal di dunia

Pemilik ilmu terhormat dan diperlukan semua insan, dari rakyat jelata hingga para raja. Harta hanya berguna untuk kebutuhan faqir dan dhu’afa

Pemilik harta akan bermunculan musuh jahat dan kawan tak tulus. Pemilik ilmu memperbanyak saudara dan mengurangi seteru

Pemilik harta akan digelari yang baik-baik jika mau member. Adapun ahli ilmu digelari yang baik-baik sejak belajar, terlebih ketika mengajar

Ketamakan pada ilmu memuliakan mereka yang masih bodoh maupun para cendikia. Sebaliknya, tamak akan harta menistakan yang masih miskin juga yang sudah kaya

Di akherat, pemilik harta akan rumit urusan dan berbelit hisabnya. Pelajar dan pengajar ilmu akan mendapat kemudahan dan syafa’at Nabi-Nya.

Kemuliaan pemilik harta ada pada pernak-pernik kekayaan yang terletak diluar dirinya. Adapun keluhuran ahli ilmu adalah pengetahuan yang menyatu pada sosoknya

Semua ibadah dan ketaatan pada Allah, harus dilakukan dengan ilmu. Tapi banyak kemaksiatan keji dan mungkar dapat dilakukan dengan harta

Sulit menemukan kemaksiatan yang ditujukan untuk memperoleh ilmu. Namun bertabur banyaknya dosa-dosa yang ditujukan demi mendapatkan harta

Harta menyergapkan kesedihan sebelum mendapatkanya dan mencekamkan kekhawatiran setelah memperolehnya. Ilmu adalah kegembiraan dan keamanan, kapan pun dan dimana pun berada

Mencintai ilmu, baik bagi yang memilikinya maupun tidak, adalah mata air kebajikan. Adapun mencintai harta, baik dikala punya maupun papa, adalah sumber keburukan

Adam diciptakan, lalu ia dibekali ilmu, dan bukannya harta, yang membuatnya unggul dihadapan para malaikat dan menerima sujud penghormatan mereka

Robb kita menciptakan makhluq pertama berupa pena, menurunkan wahyu pertama pada Nabi-Nya dengan kalimat ‘baca’, dan menjadikan mukjizat utama Rosulullah adalah kitab-Nya.

Harta hanya bisa mulia dan membawa ke surga jika dimakmumkan kepada ilmu. Adapun ilmu tidak harus disertai harta untuk menjadikan pemiliknya begitu

Orang berharta lagi berilmu berinfaq, pahalanya disamakan oleh Nabi Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan orang berilmu miskin yang baru berniat untuk itu

Pemilik harta mudah dijangkiti kesombongan hingga mengaku tuhan. Adapun para pemilik ilmu dikaruniai sifat takut kepada Allah dan rendah hati terhadap sesama insan

Lapis-Lapis Keberkahan, Salim A Fillah(2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar