Suatu ketika, saya harus menangis tersedu-sedu. Rasanya marah dan kecewa pada sikap seseorang yang begitu jahat dengan saya. Orang ini berusaha menjegal saya dengan hasutan kata-katanya, dan kali ini ingin merusak bisnis saya.
Tapi ada satu hal yang membuat saya bersyukur. Saya sangat beruntung dengan orang tua yang luar biasa dan saudara yang istimewa. Mereka mendukung saya penuh 100%. Dari mereka, Allah membuat saya tegak dan bangkit selalu.
Abah dan mamah bercerita, dulu ketika awal mereka berbisnis, mereka mengalami hal serupa. Hasutan kata-kata yang disebarkan sungguh meremukkan jiwa. Tapi mereka bertahan. Bahkan orang yang menghasut ini merusak perlengkapan usaha mereka yang utama, yang harganya paling mahal. Padahal modal pas-pasan. Abah dan mamah bertahan dan berdoa. Mereka meminta kekuatan dari Allah Ta'ala.
Tahun berlalu. Apa yang terjadi saat ini sungguh diluar dugaan. Orang yang dulu begitu jahat dengan abah dan mamah, kini mendekati. Anaknya sungguh tak berbakti, dan usahanya macet. Tidak ada uang ditabungan. Dan harus menjual rumahnya untuk berobat. Abah dan mamah tidak marah, bahkan tetap terus membantunya. Hingga kini.
Maka yang saya alami, kata abah, adalah permulaan. Tak semua orang baik. Akan ada ujian dari Allah kepada kita melalui perantara mereka. Siapkan mental, kata mamah. Tegakkan kepala. Tegapkan langkah untuk maju.
Kak Anwar juga menyemangati. Jangan hiraukan, katanya. Biarkan mereka mau berbuat apa, kita melangkah maju sesuai rencana kita. Apa yang didapat oleh orang yang menghasut kecuali dosa. Dan apa yang didapat oleh orang yang melangkah maju kecuali kesuksesan.
Nasehatnya menentramkan sekaligus membara memberi semangat. Luar biasa. Menurutku ini lebih dari motivator terkenal manapun. MasyaAllah.
Jadi ingat sebuah kalimat yang saya baca, bila kamu dibicarakan dibelakang artinya kamu didepan. Hahaha.. Benar juga ya.
Sebenarnya saya tidak ingin diidepan siapapun. Apalagi itu saudara sesama muslim. Saya ingin maju bersama-sama. Apa daya yang mau diajak maju malah bersikap sebaliknya.
Bisnis adalah bisnis, kata Kak Anwar. Tidak mencampur adukkannya dengan perasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar