Sudahlah tak mampu, jangan memaksakan diri. Itulah kunci kebahagiaan dunia.
Memang idealnya begini dan begitu, apa daya tak mampu. Begitulah kata-kata yang pas buat pernikahan saudara saya ini. Saya memandangnya jadi kasihan.
Gedungnya bukan tempat yang biasa digunakan orang, melainkan halaman masjid yang dipinjamkan. Dekorasi dibuat agak wah. Saya yakin sekian jut keluarlah. Manten juga dandan dengan jut jut rupiah. Belum makanannya, belum undangan, belum juga souvenir.
Gara-gara kebiasaan masyarakat kita, akhirnya untuk melakukan walimah urs dengan sederhana dianggap aib. Padahal saya yang menghadiri jadi canggung. Maunya mewah tapi nanggung.
Padahal, bila disederhanakan, maka biayanya bisa digunakan untuk jamuan saja yang sesuai contoh Rosulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Lain-lainnya dibuat sederhana. Tapi apa daya, kadang masyarakat menuntut lebih walau ga ikut urunan.
Kasihan, itu komen saya. Pasti dirasa berat untuk mengadakan acara ini. Untuk keseharian saja susah. Untuk makan dan biaya sekolah cucu yang jadi tanggungannya aja susah. Bagaimana dengan berlebihannya acara?
Semoga kedepan ada solusi, agar walimah tetap bisa diselenggarakan dengan tampilan sederhana, agar yang kurang mampu tidak merasa minder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar