Kamis, 13 September 2018

Catatan Perjalanan Haji : Uniknya Berziarah Ke Raudhah

Salah satu keistimewaan Masjid Nabawi adalah memiliki Raudhah atau taman surga, yang letaknya antara mimbar dan rumah Rosulullah Sallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Rumah beliau adalah tempat beliau dimakamkan. Dan disamping makam beliau ada makam Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu 'anhu dan Umar bin Khottob radhiyallahu 'anhu.

Karena semua ingin berziarah, maka peraturan pun ditegakkan agar semua pengunjung bisa berziarah.


Bagi wanita, ada tiga jam khusus berziarah. Yaitu setelah sholat Subuh, setelah sholat Dzuhur dan setelah sholat Isya'. Saya pribadi belum pernah berziarah setelah sholat Dzuhur, mengingat waktu yang pendek dan juga jam buka restoran yang segera tutup atau saya tidak kebagian makan siang. Maka tiga kali kunjungan saya, satu kali saya memilih setelah sholat subuh dan dua kali setelah sholat isya'. Keduanya nyaman sekali.

Para jamaah wanita dikumpulkan berdasarkan asal negaranya. Orang arab, orang melayu, orang india, orang afrika, orang iran, dan selain itu bisa bergabung kedalamnya. Hal ini bertujuan agar ketika didalam raudhah hanya berdesakan dengan orang yang berasal dari negara yang sama dan dirasa lebih nyaman.

Pintu dari arah wanita ada enam saya rasa. Saya belum sempat menghitungnya dengan benar, tapi melihat kunjungan terakhir saya ada diujung dan dipintu nomer enam. Jadi saya rasa, untuk menuju raudhah ini ada enam pintu.

Pintu mana yang akan pertama dibuka selalu menjadi misteri. Dengan begitu tidak akan menjadi serbuan semua penziarah. Semua duduk menanti gilirannya dibukakan pintu untuk masuk ke raudhah. Sebelumnya para petugas akan mengusir para jamaah laki-laki yang berada di jalan menuju raudhah dan memberi batasan dijalanannya agar jamaah wanita tidak tersesat.

Setelah pintu dibuka, para jamaah wanita akan berhamburan, berlarian sekuat tenaga agar bisa lebih dulu didalam Roudhah dan berlama-lama didalamnya.

Para petugas didalam raudhah bergantungan dengan tali diatas tiang. Mereka dengan tegas mengatur jamaah yang kadang berlebihan dalam menangis dan meratap. Mereka juga mengusir jamaah yang terlalu lama didalam raudhah agar bisa bergantian dengan jamaah yang lainnya.

Ketika didalam raudhah saya baru bisa merasakan pentingnya teman satu negara dalam berziarah. Kadang negara lain yang berbadan lebih besar dari keturunan melayu sering mendesak-desak sehingga kami kalah. Bahkan ada yang sakit karena terdesak oleh siku lengan mereka yang diayun-ayunkan. Sangat tercela menyakiti jamaah lain untuk kepentingan dirinya sendiri. Sebaiknya memikirkan cara agar semua bisa berziarah ke raudhah dengan tenang.

Ketika ingin melakukan sholat dua rakaat, bisa dilakukan dengan saling menjadi pagar bagi yang lainnya bergantian. Dengan demikian sholatnya bisa tenang dan khusyu'.
Selesai berziarah, para jamaah wanita dipersilahkan keluar melalui jalan yang telah disiapkan.
Sedangkan para jamaah laki-laki bisa sholat di raudhah dan ziarah pada waktu-waktu lain selain waktu untuk wanita.

Meski berdesak-desakan, ziarah ke raudhah selalu menjadi impian semua para jamaah. Semoga kita semua dimampukan Allah untuk kembali berziarah ke raudhah. Amin ya robbal Alamin..

Makam Rosulullah, Abu Bakar dan Umar

Mimbar Rosulullah, source Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar