Tahukah kamu?
1. Nama Mu’adz bin Amr & Mu’awwidz bin Afra mungkin hanya muncul dalam sejarah Perang Badar, tapi sekalinya muncul, mereka membuat heboh karena keberhasilannya menghabisi musuh terbesar nabi, panglima pasukan kafir Quraisy yang dijuluki ‘Firaun umat ini’ yaitu Abu Jahal.
2. Keduanya adalah pemuda Kaum Anshar (penduduk Madinah). Saat mengikuti Perang Badar, mereka masih ABG. Diperkirakan berusia sekitar 16 dan 14 tahun.
3. Di Perang Badar, 313 muslimin harus bertempur melawan 1000 prajurit musyrikin Quraisy. Walaupun keadaan tidak seimbang, dua pemuda ini menetapkan target tinggi yaitu menghabisi panglima musuh yang terkenal kekejamannya terhadap muslimin bahkan terhadap nabi sekalipun. Dialah Amr bin Hisyam alias Abu Jahal.
Perlu diketahui bahwa Abu Jahal adalah salah satu tokoh masyarakat Mekah. Dia sebenarnya tahu bahwa Muhammad saw betul-betul nabi tapi dia menolak kebenaran hanya gara-gara sikapnya yang fanatik terhadap sukunya yang merupakan rival suku nabi.
Permusuhannya terhadap muslimin sangat keras. Dia suka menindas, mengintimidasi, menyiksa dan membunuh para pengikut nabi.
4. Di tengah barisan pasukan muslimin Abdurrahman bin Auf melihat Mu’adz dan Mu’awwidz di kanan dan kirinya. Mungkin karena keduanya masih ‘bocah’ Abdurrahman kurang yakin dengan kemampuan bertempur mereka.
Tiba tiba Mu’adz mencubit Abdurrahman lalu bertanya, “Wahai paman, apa anda tahu Abu Jahal?”
“Tahu. Apa urusanmu dengannya wahai saudaraku?” Abdurrahman bertanya balik.
“Aku dengar dia menghina Rasulullah. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika aku melihatnya nanti, aku tidak akan melepaskannya sampai ada di antara kami yang menemui ajal terlebih dahulu.”
Sebenarnya ngga cuman menghina, Abu Jahal pernah menuangkan kotoran onta ke nabi yang sedang sujud dekat Kakbah. Dia jugalah yang merencanakan makar untuk membunuh Rasulullah saw tapi gagal.
5. Mungkin karena tidak mendengar percakapan barusan, si pemuda satunya yaitu Mu’awwidz juga menanyakan hal yang sama kepada Abdurrahman.
6. Tak lama kemudian, muncullah Abu Jahal di tengah pasukan. Sebagai panglima, dia dijaga ketat. Mu’adz bahkan mengibaratkan Abu Jahal bagaikan pahon bercabang-cabang karena saking banyaknya pedang dan tombak para pengawal di sekelilingnya.
7. “Itu orang yang kalian tanyakan tadi!” tunjuk Abdurrahman.
Ga pake lama, seketika keduanya langsung mencabut pedang, dengan darah yang mendidih, mereka melesat menuju manusia lucknut durjana musuh terbesar nabi tercintanya.
8. Para pengawal Abu Jahal mengklaim bahwa orang yang mereka lindungi itu takkan bisa disentuh oleh siapapun. Namun Allah swt berkehendak lain.
Entah bagaimana caranya, kedua ‘bocah’ ini berhasil menembus pertahanan berlapis para bodyguard Abu Jahal.
9. Dengan sekali tebas, Mu’adz memutuskan betis Abu Jahal hingga terlempar.
Mu’awwidz juga berhasil mendaratkan pedangnya ke Abu Jahal sehingga si target utama ini terkapar tak berdaya.
10. Ambruknya Abu Jahal sang panglima dan ditembusnya pertahanan pengawalnya membuat pasukan Quraisy menjadi kacau, formasi pasukan berantakan, sehingga lebih mudah digebuk oleh muslimin.
11. Mu’adz dan Mu’awwidz kemudian melapor kepada Rasulullah saw tentang terbunuhnya Abu Jahal.
“Siapa di antara kalian yang membunuhnya?” tanya Rasulullah saw.
“Aku yang membunuhnya!” mereka berdua menjawab dengan kompak.
“Sudahkah kalian bersihkan pedang kalian?”
“Belum.”
Rasulullah saw lalu memeriksa pedang mereka lalu bersabda, “Kalian berdua yang telah membunuhnya.”
12. Sukses menjatuhkan target utama tidak membuat Mu’adz dan Mu’awwidz puas. Mereka tetap melanjutkan pertempuran.
13. Karena kaki bapaknya putus, Ikrimah anak Abu Jahal berusaha ‘menyamakan skor’ dengan cara menebas tangan Mu’adz. Hasilnya, tangan Mu’adz hampir putus, tapi masih menggantung di tubuhnya karena sebagian kulitnya masih tersambung.
14. Keadaan tangan yang hampir putus tidak membuat Mu’adz menyingkir dari pertempuran. Dia mengikat tangannya dengan sorban dan melanjutkan aksinya. Namun dia merasa tangan itu mengganggu gerakannya. Akhirnya dia injak tangannya, dia tarik sampai benar-benar putus, lalu bertempur lagi.
15. Ternyata Allah swt tidak menghendaki Abu Jahal mati semudah itu. Dengan kondisi mengenaskan, dia ‘mati pelan-pelan’ sambil melihat bagaimana akhir hidupnya yang begitu menyedihkan sebagai balasan atas semua kejahatannya selama ini. Akhirnya si lucknut ini benar-benar mati di tangan Abdullah bin Mas’ud, orang yang dulu sering dia tindas. Setelah Abu Jahal tewas, Abdullah bin Mas’ud melapor kepada Rasulullah saw. Ketika berdiri di dekat mayat Abu Jahal, beliau bersabda, “Inilah Fir’aun umat ini.”
16. Rasulullah saw memberikan harta benda milik Abu Jahal kepada Mu’adz. Sedangkan Mu’awwidz sudah terlebih dahulu dikaruniai apa yang paling diinginkan yaitu syahid.
~~~
B. THALHAH BIN UBAIDILLAH RA. (Si Elang Uhud)
Tahukah kamu?
1. Thalhah bin Ubaidillah adalah sahabat nabi yang mendapat gelar syahid ketika masih hidup.
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang ingin melihat seorang syahid berjalan di muka bumi, maka lihatlah Thalhah bin Ubadiilah.” (HR. At-Tirmidzi)
2. Dia anak orang kaya. Saat berusia 15 tahun, suatu hari dia ikut rombongan dagang ke negeri Syam. Di sana dia bertemu pendeta Nasrani yang menanyakan kepada para penduduk Mekah apakah telah muncul seorang bernama Ahmad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Si pendeta juga mengatakan bahwa dialah nabi yang ditunggu kehadirannya.
Perlu diketahui bahwa Rasulullah saw memiliki nama-nama selain Muhammad yaitu Ahmad, Al Mahi, Al ‘asyir, Al ‘Aqib, Abul Qosim, dll.
Dari situ juga kita tahu bahwa kemunculan Nabi Muhammad saw telah disebutkan dalam kitab-kitab suci sebelum Quran.
3. Setelah mendengar perkataan si pendeta, Thalhah meninggalkan rombongan dagangnya dan langsung pulang. Sampai Mekah dia bertanya apakah terjadi sesuatu, ternyata ada kejadian seorang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib mengaku nabi.
Thalhah langsung menemui beliau dan bersyahadat. Setelah masuk Islam, seperti umumnya sahabat lain, dia mendapat berbagai tekanan dan siksaan dari orang kafir, padahal dia adalah orang kaya dan terpandang.
4. Dari segi skill bertarung, mungkin dia tak sehebat Umar bin Khattab, Hamzah bin Abdul Muthalib, atau Zubair bin Awwam, tapi dia selalu ikut dalam setiap pertempuran.
5. Dialah salah satu orang yang paling berjasa melindungi nabi ketika muslimin terdesak di Perang Uhud sehingga dijuluki Si Elang Uhud.
6. Di Perang Uhud, 700 muslimin diharuskan menahan gempuran 3000 musyrikin Quraisy yang ingin menyerbu Madinah. Pada sesi pertama pertempuran, muslimin unggul dan berhasil menyikat musuh sehingga lari berhamburan dari medan tempur. Sayangnya, gara-gara regu pemanah yang bertugas di atas bukit tidak mematuhi instruksi nabi, keadaan berbalik. Muslimin dikepung dari 2 arah. Saat itulah suasana menjadi sangat genting bagi muslimin. Rasulullah saw menjadi sasaran utama ratusan prajurit Quraisy. Sementara nabi hanya dijaga oleh 9 orang termasuk Thalhah, sedangkan para prajurit muslimin lain sedang berada di posisi yang agak jauh karena baru saja mengejar musuh.
7. Dalam situasi yang gawat itu, satu-persatu orang yang melindungi nabi gugur, hingga tersisa hanya 2 orang yaitu Thalhah dan Sa’ad bin Abi Waqqash, sahabat nabi ahli panah yang punya skill one shot Three kills.
8. Sebenarnya situasi sangat menguntungkan Quraisy. Namun ternyata mereka tidak mampu mewujudkan keinginan mereka membunuh nabi. Thalhah dan Sa’ad berusaha bertahan semaksimal mungkin demi melindungi Rasulullah saw.
9. Nabi menyerahkan tabung anak panah beliau kepada Sa’ad, menyuruhnya memanah dan memerintahkan Thalhah menyerang.
10. Thalhah maju menghadapi ratusan musuh di depannya yang sudah begitu murka ingin membunuh sang nabi, dan tentu saja menganggap Thalhah sebagai penghalang. Di pertarungan yang sangat tidak seimbang itu, Thalhah berhasil menghabisi banyak pasukan musyrikin Quraisy padahal mereka berkuda sedangkan Thalhah berjalan kaki. Sa’ad juga mengerahkan skill level S nya. Dalam sekali tembak dia mampu melontarkan 3 anak panah sekaligus mengenai 3 sasaran yang berbeda.
(Bagi yang belum kenal Sa’ad bin Abi Waqqash, silakan baca chapter 5)
11. Seorang prajurit musuh menebas jari Thalhah hingga putus. Spontan Thalhah berseru, “Aduh!”
Sebenarnya wajar jika orang kesakitan berkata demikian. Namun nabi bersabda, “Andai kau berucap ‘Bismillah’, tentu malaikat akan mengangkatmu dan orang-orang bisa melihatmu.”
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa kita harus selalu berkata baik dalam situasi apapun.
12. Thalhah mendapat luka parah. Paha sampai lututnya sobek. Dalam keadaan itu dia masih berusaha meloloskan nabi dari kepungan musuh. Karena tidak ingin nabi merasa canggung atau tidak nyaman dengan keadaan fisiknya, Thalhah memaksakan diri berjalan normal seolah tidak terjadi apa-apa, padahal untuk ukuran manusia normal, harusnya dia sudah tidak mampu berdiri.
13. Thalhah berusaha mengevakuasi nabi. Dia membopong nabi yang juga terluka dengan berjalan mundur sambil tetap berusaha mematahkan serangan-serangan musyrikin Quraisy hingga akhirnya sampai ke celah Gunung Uhud. Dia lalu jongkok (tentu saja ini membuat lukanya di pahanya melebar), mempersilahkan nabi naik ke atas pundaknya, lalu berdiri agar nabi bisa memanjat naik ke batu besar.
Saat itu nabi bersabda, “Thalhah wajib masuk surga.”
Berkat aksinya ini, seketika itu juga Allah swt menyembuhkan luka di paha Thalhah sehingga tiba-tiba normal kembali.
14. Setelah berusaha mati-matian, akhirnya Thalhah mencapai batasnya. Dia pingsan bemandikan darah, padahal musuh masih berusaha mengincar nabi.
Di saat yang sama, para sahabat lain yaitu Abu Bakar, Umar, Zubair bin Awwam, Nusaibah binti Ka’ab, Abu Ubaidah, dll yang tadinya tersebar mulai berdatangan dan terkumpul 30 orang ikut melindungi nabi.
Nabi bersabda kepada Abu Bakar, “Tinggalkanaku dan urus saudaramu Thalhah.”
Rasulullah saw sendiri juga ikut memanah hingga busur yang beliau gunakan patah. Saat itu beliau juga luka-luka. Topi besi beliau bengkok dan menancap di pipi, gigi geraham beliau pecah, dan pundak beliau terkena pedang yang sakitnya sampai sebulan padahal beliau memakai baju besi.
15. Setelah menjadikan dirinya tameng hidup bagi nabi, Thalhah mendapat sekitar 37 luka di seluruh tubuhnya. Di kepalanya ada luka berbentuk segi empat, ada uratnya putus sehingga jarinya lumpuh (mungkin syarafnya putus), jarinya juga ada yang putus, bahkan sampai kemaluannya juga luka.
16. Di kemudian hari, jika ada yang membicarakan Perang Uhud, Abu Bakar berkata, “Hari itu milik Thalhah.”
17. Dia termasuk 1 dari 10 orang yang dijamin masuk surga.
18. Thalhah punya 3 julukan yaitu Elang di Uhud, Thalhah al Khair, dan orang syahid yang masih berjalan di bumi.
19. Walaupun sudah mendapat gelar syahid dan dijamin masuk surga, dia tidak pernah bosan untuk berjuang di setiap pertempuran.
20. Thalhah mempunyai 14 anak, 10 diantaranya laki-laki. Dia menamai semua anaknya yang laki-laki dengan nama para nabi.
21. Dia sangat dermawan. Thalhah pernah tidak bisa tidur karena punya uang 700.000 dirham. (1 dirham = sekitar 50.000 rupiah). Besoknya, dia langsung bagikan uang itu kepada penduduk Madinah hingga hanya tersisa 1000 dirham untuk keperluan keluarganya.
22. Di masa pemerintahan Khalifah Ali bin Ali Thalib ra terjadi perang Jamal. Perang ini terjadi antara 2 kubu muslimin yaitu antara pasukan Ali bin Abi Thalib dan pasukan dari Irak dengan Thalhah, Zubair bin Awwam, dan Aisyah ra di dalamnya. Sebenarnya kedua belah pihak tidak menginginkan peperangan. Mereka bahkan memiliki tujuan yang sama. Namun pertumpahan darah terjadi gara-gara ada fitnah yang disebarkan oleh pengikut Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam sedangkan Thalhah, Zubair bin Awwam, dan Aisyah ra hanya dimanfaatkan.
(untuk lebih jelasnya silakan baca chapter 3)
Karena merasa berada di pihak yang salah, Thalhah dan Zubair keluar dari area pertempuran. Hal ini membuat para pengikut Abdulah bin Saba’ tidak senang. Maka mereka membunuh Thalhah dan Zubair.
23. Setelah menghadapi berbagai pertempuran melawan orang musyrik dan kafir sejak zaman nabi hingga era khulafaur rasyidin, Allah swt justru menakdirkan Thalhah syahid setelah lututnya terkena panah dari pemberontak muslim yang dzalim bernama Marwan bin al-Hakam.
~~~
C. SHAFIYAH BINTI ABDUL MUTHALIB.RA
Tahukah kamu?
1. Dari namanya saja ketahuan kan siapa Shafiyah binti Abdul Muthalib? Dia adalah bibi Rasululah saw.
2. Dialah ibu dari Zubair bin Awwam ra, sang ‘bodyguard’ Rasulullah saw.
Masih ingat Zubair kan? Itu loh,
-pengawal nabi yang menurut Umar bin Khattab kekuatannya setara dengan 1000 orang,
-yang kalo mau perang atraksi dulu di depan pasukan musuh,
-yang ngacak-acak tentara Romawi sebenteng sendirian,
-yang bisa belah musuh jadi 2 dengan sekali tebas,
-yang bisa tanpa ketahuan bolak-balik keluar masuk benteng Yahudi untuk memata-matai.
(Yang belum lupa atau belum tahu, silakan baca chapter 3)
Otomatis, dia adalah saudara perempuan Hamzah bin Abdul Muthalib ra, paman nabi.
Masih ingat Hamzah kan? Itu loh,
-Paman nabi yang di masa jahiliyah dijuluki “Si Pemburu Singa.”
-yang saat masih kafir pernah menghajar Abu Jahal gara-gara menghina nabi,
-yang berani menantang duel Umar bin Khattab yang masih kafir karena dikira akan menyakiti nabi,
-yang ahli panah, tapi saat duel pedang di Perang Badar bisa mengalahkan ahli pedang hanya dengan beberapa gerakan,
-yang dijadikan ‘the most wanted’ dengan harga mahal oleh musyrikin Quraisy,
-yang setelah syahid dijuluki pemimpin para syuhada.
(Yang belum lupa atau belum tahu, silakan baca chapter 2)
3. Awwam suami Shafiyah telah meninggal ketika anaknya yaitu Zubair masih kecil. Sepeninggal suaminya, Shafiyah mendidik Zubair kecil dengan didikan yang sangat keras. Dia ajari Zubair menunggang kuda dan berperang. Mainan yang dia berikan untuk anaknya itu adalah panah. Dia biasakan anaknya untuk menghadapi situasi sulit dan mencekam. Jika Zubair terlihat ragu, Shafiyah tak segan menghukum dengan pukulan menyakitkan.
4. Karena sifatnya yang kelewat tegas ini, ada orang yang mengira dia ingin membunuh anaknya.
Suatu ketika Shafiyah ditegur seseorang. Dia berkata, “Memukul anak tidaklah seperti itu. Kau memukulnya dengan pukulan benci, bukan pukulan seorang Ibu.”
Shafiyah menjawab dengan syair, “Siapa yang berkata aku membencinya, ia bohong. Aku memukulnya agar dia menjadi cerdas. Mengalahkan pasukan musuh dan membawa pulang rampasan.”
5. Berkat didikannya, Zubair tumbuh menjadi anak yang sangat kuat dan pemberani. Bahkan sang anak menjadi pengawal setia Rasulullah saw dan menjadi pendekar andalan muslimin yang memiliki peran besar di setiap pertempuran. Rasulullah saw. bersabda, “Setiap nabi memiliki kesatria dan kesatriaku adalah Zubair.” (HR. Bukhari)
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran bahwa di balik orang besar ada peran ibu yang hebat. Maka jangan sekali-kali kita meremehkan peran ibu dalam mendidik anak. Mendidik anak adalah tugas mulia. Prestasi terbesar seorang wanta bukanlah ketika dia berhasil menjadi pejabat tinggi, menjadi bos perusahaan, jadi artis, putri nganu atau miss nganu, melainkan ketika berhasil mendidik anaknya menjadi orang hebat.
(ngga harus pake cara segreget Shafiah juga sih)
Tahu Imam Syafi’i kan? Waktu kecil ibunya mengantarkannya menempuh jarak >1000 km dari Gaza ke Mekah agar sang anak bisa menuntut ilmu.
6. Shafiyah termasuk orang yang pertama masuk Islam, yaitu segera setelah Rasulullah mulai berdakwah kepada kerabat beliau. Sementara itu Zubair sudah lebih dulu masuk Islam.
Perlu diketahui bahwa Rasulullah saw mempunyai 4 paman dan 1 bibi yang menjumpai masa kenabian yaitu:
Hamzah bin Abdul Muthalib ra. (masuk Islam)
Abbas bin Abdul Muthalib ra. (masuk Islam)
Abu Thalib. Tetap kafir tapi membela nabi.
Abu Lahab. Tetap kafir + memusuhi nabi.
Shafiyah binti Abdul Muthalib ra. (masuk Islam)
7. Setelah hijrah ke Madinah, Shafiyah berpartisipasi dalam berbagai pertempuran. Di Perang Uhud, dia tidak mau berdiam diri menonton kehebatan Hamzah dan Zubair di medan tempur. Saat itu Shafiyah bergabung bersama tim medis dan perlengkapan bersama para shahabiyah lain. Padahal saat itu usianya sudah 60 tahun. Tugas mereka merawat pasukan yang terluka, membawa air, memberi minum, dan menyiapkan anak panah.
Gara-gara para pemanah melanggar instruksi nabi, pasukan muslimin terpukul mundur. Banyak di antara mereka berlarian meninggalkan Rasulullah saw kecuali beberapa orang saja.
Di saat yang gawat itu, Shafiyah justru mengambil tombak, menyisir barisan musuh sambil menyabet-nyabetkan tombaknya ke wajah para prajurit musyrikin Quraisy.
Dia lalu menuju ke arah muslimin yang kacau balau sambil berseru, “Apa-apaan kalian ini? Pantaskah kalian lari meninggalkan Rasulullah saw?”
8. Aksi tergregetnya dia lakukan ketika terjadi Perang Ahzab. Saat itu Madinah dikepung oleh 10.000 pasukan gabungan yang terdiri dari Quraisy, Yahudi, Suku Ghatafan, dan suku-suku lain. 3000 muslimin Madinah terpaksa membuat parit untuk menghalangi musuh. Strategi ini berhasil. Pasukan musuh yang jauh lebih banyak itu tertahan tidak bisa memasuki kota.
Sayangnya, ada satu suku Yahudi di dalam kota yang berkhianat. Mereka berencana menyandera anak-anak dan para istri muslimin agar pasukan muslimin yang sibuk bertempur di medan perang menjadi terganggu dan kekuatan mereka terpecah.
Untuk menjalankan rencana ini, suku Yahudi itu terlebih dahulu mengirimkan sekelompok orang untuk mata-matai benteng yang digunakan muslimin sebagai persembunyian bagi anak-anak, wanita, dan lansia.
Sebenarnya benteng itu tidak dijaga prajurit seorang pun. Seharusnya sangat mudah bagi Yahudi untuk menguasai dan menyandera seisi benteng ini.
Mengetahui kedatangan sekelompok mata-mata Yahudi tersebut, Shafiyah yang berada di dalam benteng curiga. Dia tahu bahwa penghuni benteng itu dalam bahaya. Sayangnya, di situ hanya ada anak-anak, wanita, dan orang-orang tua yang tidak bisa berperang. Mau tidak mau, dia harus mengambil tindakan sendiri.
9. Salah seorang dari sekelompok Yahudi itu memanjat benteng. Sesampainya di dalam, dia sudah disambut oleh Shafiyah yang menyamar dengan memakai baju perang laki-laki.
Tak lama kemudian para Yahudi yang menunggu di luar benteng kaget gara-gara melihat ada kepala jatuh menggelinding di hadapan mereka yang tidak lain adalah kepala teman mereka yang barusan memanjat benteng. Sementara di atas benteng tampaklah seseorang mengenakan baju perang.
Spontan orang-orang Yahudi tersebut ketakutan dan mengira bahwa benteng itu dijaga ketat. Rencana pengkhianatan pun gagal.
10. Dalam Perang Ahzab tersebut, Shafiyah hanya membunuh 1 orang. Namun, aksinya ini berhasil menyelamatkan satu Madinah.
Coba bayangkan jika suku Yahudi tadi berhasil menyandera anak, para wanita dan lansia muslimin sedangkan para prajurit muslimin sedang kerepotan menghadapi 10.000 pasukan gabungan orang kafir!
Coba bayangkan jika muslimin yang sudah kalah jumlah terpaut jauh itu harus membagi pasukannya untuk menghadapi musuh dari luar dan dalam!
Ingatlah bahwa saat itu Madinah adalah pusat peradaban Islam. Hancurnya Madinah berarti hancurnya seluruh umat Islam!
Alhamdlillah, Allah swt memberi pertolongan melalui tangan seorang wanita 60an tahun bernama Shafiyah binti Abdul Muthalib.
11. Sementara sang emak menyelamatkan kota dari dalam, sang anak berhasil membuat ketakutan musuh-musuh dari luar. Ada berapa orang musyrik Quraisy berhasl melewati parit pertahanan muslimin. Mereka menantang duel para jagoan muslimin. Hasilnya, yang terkuat di antara mereka mati setelah melakukan pertarungan sengit dan dramatis melawan Ali bin Abi Thalib ra. Melihat rekannya mati mengenaskan, sisa musyrikin yang tadi menantang duel lari ketakutan. Di antara mereka ada yang berhasil kabur dan kembali melompati parit, tapi ada juga yang apes, gagal kabur, mati karena tubuhnya terbelah dua hanya dengan satu tebasan oleh Zubair.
12. Setelah 70an tahun menjalani hidup yang dipenuhi kemuliaan, Shafiyah wafat pada tahun 20 H.
~~~
Sumber:
Ensiklopedia Sahabat Nabi karya Syaikh Mahmud al Mishri
Peperangan Rasulullah karya Dr. Ali Muhammad Ash Shallabi
Sirah Nabawiyah karya Syaikh Saifurrahman al Mubarakfuri
Biografi 35 Sahabiyah Nabi karya Syaikh Mahmud al Mishri
https://www.youtube.com/watch?v=aCcatYYtiAQ
https://www.youtube.com/watch?v=h8AtnKaXw6c
https://www.youtube.com/watch?v=dHnpYFNWSX0
http://www.voa-islam.com/read/mujahid/2012/07/15/19893/kisah-remaja-belasan-tahun-yang-membunuh-abu-jahal-di-perang-badar/#sthash.HhtpxgbF.dpbs
https://majalahnabawi.com/dua-pemuda-eksekutor-abu-jahal/
Ikuti terus seri Fakta-fakta Greget Sahabat-sahabat Nabi Paling Greget hanya di fanspage Ustadz Kirito
previous chapter:
Chapter 7 : Nusaibah binti Ka’ab ra https://www.facebook.com/1472187026441175/photos/a.1477773635882514/2269099846749885/?type=3&theater
Chapter 6: Thulaihah bin Khuwailid Al Asadi (Si Nabi Palsu yang Bertobat) https://www.facebook.com/1472187026441175/photos/a.1477773635882514/2234010540258816/?type=3&theater
Chapter 5: Sa’ad bin Abi Waqqash (Sniper Andalan Rasulullah saw)
https://www.facebook.com/1472187026441175/videos/339441536643078
Chapter 4: Ali in Abi Thalib, ra.
https://www.facebook.com/1472187026441175/photos/a.1477773635882514/2171263156533555/?type=3&theater
Chapter 3: Zubair bin Awwam, ra. (Sang Bodyguard Rasulullah saw)
https://www.facebook.com/1472187026441175/photos/a.1477773635882514/2145194755807062/?type=3&theater
Chapter 2: Hamzah bin Abdul Muthalib, ra. (Si Singa Allah)
https://www.facebook.com/1472187026441175/videos/2109850466008158
Chapter 1: Umar bin Khattab, ra.
https://www.facebook.com/1472187026441175/photos/a.1477773635882514/2077083359284869/?type=3&theater
Tidak ada komentar:
Posting Komentar