Nak,
Sedari awal memang Mama punya banyak salah tentang cara mendidikmu. Namun sejak Mama belajar cara yang benar, semoga apa yang Mama usahakan pada kalian, membuahkan hasil yang membanggakan Mama di akherat kelak.
Nak,
Utamanya kalian jejaka Mama yang sudah mulai belajar merantau di pondok pesantren. Kalian yang badannya mulai meninggi membesar, dan otak kalian semakin memintar. Kalian yang telah banyak bergaul dengan banyak orang dan mulai bisa membandingkan keadaan dirimu dengan yang lain.
Ada yang beda ya, Nak?
Ada yang spesial dari cara Mama mendidik kalian. Yang tidak kalian dapati pada kebanyakan, hampir semua teman-teman belajar kalian. Cara mendidik yang dianggap aneh dan mungkin membuat kalian harus berusaha menahan rasa malu.
Ya, Nak.
Kalian memang Mama didik dengan kesederhanaan. Didikan Mama tidak mengenalkan kalian pada kemudahan dan kemanjaan. Kalian akan Mama paksa untuk selalu menerima apa yang ada. Mengambil prinsip mana yang dibutuhkan dan bukan mana yang diinginkan. Karena menuruti keinginan itu tidak akan pernah ada ujung pangkalnya.
Mama akan membantu kalian membeli apa-apa yang dibutuhkan kalian. Namun untuk keinginan, Mama akan menyeleksi ketat mana yang akan Mama kabulkan. Atau, kalian harus membelinya dengan uang milik kalian sendiri.
Mama tidak akan membelikan kalian tas selama yang lama masih bisa digunakan. Tolong tutuplah mata pada temanmu yang tasnya ganti setiap satu tahun sekali. Mama tidak akan membeli pakaian lebih dari kebutuhan. Tolong jangan iri pada yang pakaiannya banyak sekali. Mama juga tidak akan memberi kalian uang jajan lebih dari yang selama ini Mama berikan. Tahanlah keinginan jajan kalo memang sudah tak ada lagi uangnya.
Tapi kalian tumbuh menawan, Nak.
Kalian membanggakan Mama dengan sikap kesederhanaan kalian. Kalian mempesona Mama dengan banyaknya uang yang kalian kumpulkan untuk membeli aneka keinginan besar kalian. Segala jajanan yang kecil nilainya tak lagi menarik mata. Kalian mampu menahannya dengan indah.
Kalian tertawa menceritakan tas koper kalian yang bertuliskan merk tour umroh, sementara teman kalian bertuliskan merk yang mahal. Kalian juga tertawa menceritakan sepatu teman kalian yang harganya menjulang. Juga tentang pakaiannya ber-merk anu yang harganya juga diawang-awang. Setidaknya buat kami.
Nak,
Kalian juga mempesona Mama saat menahaan belanjaan kalian dan berkata, "Ini sudah cukup. Tidak perlu banyak-banyak." Atau berkata, "Aku kasihan Mama, masih banyak kebutuhan yang lain." Meski ketika itu, ada sembilu yang mengiris hati Mama dan menggoreskan luka disana. Dan kata-kata kalian bagai embun yang menetes, mencoba mengobati luka.
Doa-doa mengalir deras dari bibir Mama. Semoga sedikit yang Mama usahakan untuk kalian, bisa memberikan hasil yang membahagiakan dunia akherat kita semua. Semoga kalian tumbuh menjadi pribadi muslim yang sederhana dalam memenuhi kebutuhan, namun mewah dalam berbuat kebaikan.
Salam dari Mama yang sudah rindu pada kalian sejak satu langkah kalian berpisah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar