Jumat, 10 Maret 2023

Nasehat Pernikahan

Nasehat Untuk Diri Sendiri
(Tulisan panjang)

Dulu, 

Saya pernah menceritakan tentang ustadz terkenal nasional kepada suami. Betapa beliau hebat karena sekolah S3 disana sini, punya bisnis ini itu, dan tetap berdakwah. Saya katakan, beliau hebat dan memiliki kemampuan manajemen waktu yang sangat baik.

Saya bercerita biasa saja, hanya sekedar kagum tanpa ada maksud apa-apa.

Apa yang terjadi?

Suami wajahnya berubah. Bukan karena tidak kagum juga pada ustadz tersebut. 

Tapi lebih kepada, merasa 'dibanding-bandingkan' dan juga ada rasa cemburu.

Meski tidak diucapkan rasa tidak nyaman beliau, saat itu saya minta maaf dan kapok, tidak akan menceritakan kekaguman saya pada laki-laki lain, siapapun itu. Saya merasa sangat tidak sopan dan tidak menghargai beliau.

Saya juga jarang membahas masalah keluarga, karena merasa masih perlu banyak belajar. 

Masalah rumah tangga ini masalah yang berat dan rumit. Membutuhkan ilmu dan juga komitmen yang kuat. Jatuh bangun dirasakan bersama, tanpa komitmen dan ilmu, maka akan keluar dari jalurnya. Naudzubillah min dzalik.

Maka ketika teman ada yang membuat status, "kita tunggu undangan mereka" yang katanya ustadz dan ustadzah terkenal, saya langsung memiliki prasangka sepasang nama. Meski saya lanjutkan, semoga prasangka saya salah ya Allah.. 

Mengapa prasangka saya menuju sebuah nama?

Karena ustadzah ini sering memuji ustadz tersebut dalam statusnya. Saya hanya bisa berucap dalam hati, suaminya cemburu ga ya? Mungkin hati suaminya sekuat baja, mungkin sudah izin suaminya, dll alasan husnudzon saya. 

Dan ternyata benar-benar mereka yang menikah.. 

Saya tidak peduli dengan urusan rumah tangga beliau. Mereka menikah pun saya doakan semoga langgeng sakinah mawadah warohmah. Saya tidak menghakimi mereka salah ini dan itu, lha wong saya juga tidak kenal secara pribadi juga tidak tahu mereka punya masalah apa.

Tapi ini nasehat buat saya pribadi dan teman-teman yang mau mengambil nasehat ini..

Bagi yang masih punya suami..

Satu, Jangan pernah memuji laki-laki lain siapapun itu dihadapan suami. 

Karena mereka laki-laki yang normal pasti akan cemburu ketika istrinya lebih mengagumi laki-laki lain selain dirinya. Dia pasti memiliki rasa dirinya 'kurang' di mata istrinya. 

Dan jangan sampai wanita kagum berlebihan pada laki-laki lain. Hilangkan pikiran tersebut dengan mengalihkan perhatian kita pada Al Qur'an. Insyaallah Al Qur'an adalah obat yang manjur bagi penyakit hati kita. 

Dua, Jangan pernah chat tanpa ada keperluan penting dengan laki-laki lain. Secukupnya saja dan sudahi.

Karena sesungguhnya chat itu ibarat mojok berduaan tanpa ada orang lain yang mendampingi, dan pihak ketiganya ada setan yang akan memperindah hubungan itu. Lama-lama akan menumbuhkan rasa nyaman, kagum, percaya dan perasaan lainnya. 

Dan poin nomer dua juga menjadi garis bawah untuk wanita yang tidak bersuami. Entah masih gadis atau janda, sama saja. Sama-sama lebih berbahaya.

Inna kaida kunna adzim..

Sesungguhnya tipu daya wanita itu sangat dahsyat... Dahsyat dirasakan oleh para laki-laki.

Sungguh berbeda sudut pandang wanita dan laki-laki.. sangat berbeda jauh..

Beberapa kasus yang saya temui, semua berawal dari pujian berlebihan dan chat lama, tanpa manfaat, lalu merasa nyaman.. akhirnya melangkah ke 'jenjang' berikutnya...

Mudah-mudahan rumah tangga kita semua di berikan perlindungan oleh Allah, kita dikuatkan untuk terus berada dalam jalanNya, Shirothol Mustaqim.. 

Dan yang masih sendiri, semoga dibantu untuk mendapatkan jodoh dengan cara yang ma'ruf.. 

---
Ingatkan saya bila saya ada salah ya teman..

Nb : gambar tidak nyambung karena tidak menemukan gambar yang pas dengan isi tulisan. Gapapa lah, sebagai pengingat juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar