Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Jikalau benar sebagaimana yang engkau katakan itu, maka seolah-olah mereka itu engkau beri makanan abu panas -yakni mereka mendapat dosa yang besar sekali. Dan engkau senantiasa disertai penolong dari Allah dalam menghadapi mereka itu selama engkau benar dalam keadaan yang sedemikian itu." (Riwayat Muslim)
Itu adalah hadits yang disampaikan oleh Faiz ketika mengisi kajian di rumah. Hadist dari kitab Riyadhus Sholihin. Ketika membaca hadits ini, air mataku berlinang. Ini adalah nasehat Abah, pas sekali kata-katanya.
Dulu, aku pernah dimusuhi dan diperlakukan tidak baik oleh seseorang. Lama, bertahun-tahun. Abah tahu persis sikapnya dia seperti apa.
Maka Abah memberi nasehat sama aku. "Sabar, nanti insya Allah kamu yang menang! Abah yakin itu."
Kalimat yang diucapkan Abah dengan lirih itu, menghujam masuk ke dalam hatiku. Kalimat itu yang menyebabkan aku perlahan bisa berubah dalam menyikapi orang yang memusuhiku. Perlahan aku bisa lebih legowo dan lapang dada. Bahkan sekarang bisa bersikap cuek, terserah dia mau berbuat apa.
Meski aku tidak tahu, apa artinya menang. Apakah di akhirat saja atau bisa juga di dunia. Sekarang aku tidak perduli. Apakah ketika anaknya didaftarkan ke LQ itu artinya aku menang? Aku sungguh tidak perduli. Yang jelas, seperti dalam hadits, kalau aku bersabar maka Allah janjikan kemenangan, dan juga pembelaan dari Allah.
Hari ini aku semakin bersyukur pada Allah, dan berterima kasih pada Abah. Terimakasih sudah menjadi Abah yang baik buat aku. Semoga Allah maafkan segala kekuranganmu dan menerima semua amal baikmu. Dan aku bersaksi bahwa semakin hari aku semakin mengerti, bahwa Abah sungguh ayah yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar