Selasa, 06 Agustus 2024

Seri Kangen Abah - Buku Turkistan

Di meja makan, kami biasa membahas apapun itu. Salah satu topiknya adalah buku ini. 

"Abah, itu hanya cerita fiksi." Kata saya.

"Ceritanya fiksi, tapi sejarahnya nyata. Memang begitu kondisinya." Kata Abah. "Dulu negeri itu namanya Turkistan, tapi di caplok Cina dan namanya berubah menjadi Xinjiang." Kami pun larut membahas buku ini, baik sejarahnya maupun tokoh fiksinya.

Percakapan ini jauh sebelum kejadian Uighur viral. 

Lalu ketika ada peristiwa Uighur, kami seperti diingatkan pada buku ini. 

"Dimana bukunya? Kamu yang terakhir baca." Kata Abah.

"Ndak kok, yang terakhir Abah." Jawab saya. Kami malah saling menuduh hehehe.. 

Tapi akhirnya buku ini hilang tak berbekas. Entah terselip atau ada yang pinjam dan lupa tidak dikembalikan. Beberapa kali Abah minta dicarikan buku itu lagi di market place. Tapi saya belum pernah menemukannya.

Sekitar dua tahun yang lalu, sulung saya yang hobi pergi ke tempat loak buku, pulang dengan membawa buku ini. 

"Mamah nyari buku ini kan? Ini tadi ada yang jual." Katanya. 

Rasa rindu Abah langsung menyeruak di dada. Dan rasa itu bercampur dengan rasa haru atas perhatian dari si sulung. 

"Jazakallah Khoir Nak.." 

=======

Tidak ada komentar:

Posting Komentar