Bangun pagi di pagi yang dingin. Rasanya ingin menarik selimut lagi. Apalagi anak-anak tidak mematikan AC padahal diluar hawa dingin menyeruak masuk kedalam kamar. Sekarang kamar ini terasa dingin macam di tawangmangu.
Akhir-akhir ini, karena kondisi fisik yang melemah, cuaca apapun di pagi hari terasa tidak enak. Rasa mual yang tiba-tiba saja muncul. Kepala juga terasa berat. Berdiri terlalu lama atau bahkan duduk terlalu lama membuat badan ini menjadi lemah. Ah.. Allah lah Yang Maha Kuat.
Saya cukup bersyukur dengan keadaan ini. Toh saya sedang menanti hadiah istimewa dari Allah Ta'ala. Seorang bayi yang sedang tumbuh dalam rahim ini akan lahir, insyaAllah. Inilah yang membuat saya menikmati semua rasa.
Harapan saya masih terbentang luas. Cita-cita saya masih tergantung tinggi. Meski saya telah meraihnya sedikit, ada banyak cita-cita lain yang masih tergantung.
Saya sadar. Harapan dan cita-cita saya berbeda dengan lingkungan. Sampai sekarang belum ada satupun di keluarga saya maupun keluarga suami yang memiliki cita-cita yang sama dengan saya. Bahkan suami sendiri pun berbeda.
Apa sih cita-cita saya?
Saya mempunyai mimpi mengelola sebuah sekolah. Sekolah TK dan SD. Saya bermimpi membuat kurikulum yang berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Disana saya berdiri sebagai yayasan, tapi dengan siapa saya juga tidak tahu :)
Sekolah saya mempunyai basic Qur'any. Mengedepankan hafalan Al-Qur'an dan tadabbur isinya. Penanaman akhlak mulia. Latihan fisik yang kuat, dengan program berenang, memanah, dan berkuda. Sains dan Matematika hanya akan diperdalam setahun sebelum ujian nasional.
Sekolah saya memiliki lahan kosong yang nantinya akan ditanami berbagai tanaman oleh murid-muridnya. Mulai dari tanaman hias hingga sayur, buah, dan bumbu dapur.
Sekolah saya tidak ada PR sekian soal dari pelajaran tertentu. Tapi memberikan tugas menulis pengalamannya sehari di sekolah.
Tidak ada pelajaran menyanyi, bahasa jawa, dan pelajaran lain yang kurang bermanfaat untuk masa depan.
Tapi ditingkat lanjut nanti, ada pelajaran agama yang lebih mendetail. Fiqih, Tarikh, Aqidah, Akhlak, Hadits, Tafsir, Bahasa Arab semua ada di tingkat menengah, bukan di dasar. Sekolah dasar hanya mempelajari dasar-dasar kehidupan dan agama, membentuk karakter dan akhlak, serta menumbuhkan cinta belajar bukan paksaan.
Sekolah saya memiliki perpustakaan yang besar. Semua anak bebas meminjam dan membacanya.
Benar-benar sekolah impian ya? Boleh kan bermimpi setinggi mungkin? Harus dong..
Saat ini saya telah berusaha, meski saya nilai sendiri kurang maksimal. Setelah pergulatan batin yang panjang dan sempat terjadi penolakan juga bisikan yang menakutkan heheheh.... Akhirnya LQ AL-IKHLASH berdiri juga.
Tpa Tahfidz ini sekarang memiliki 40 santri dan belum akan menambahnya hingga tahun depan insyaAllah. Rasanya bahagia sekali. Padahal itu baru satu cita-cita saya yang saya raih. Masih ada banyak tuh.
Apalagi setelah mengikuti wisuda Taufiq dan Ahmad di Isy Karima, semangat ini meledak-ledak. Setelah melahirkan ini saya punya program kelas untuk ibu-ibu. Entah kelas online maupun nyata, pokoknya saya akan mengagendakannya. Ada materi bahasa arab, tarbiyatul aulad, fiqih nisa', dan lain-lain materi penting.
TK juga sudah didepan mata. Tapi saya tidak akan mendirikan sekolah tanpa ada bangunan. Nanti kedepan hanya akan memikirkan bangunan daripada pendidikan. Ayo siapa yang rumahnya sisa, sini wakafkan untuk TK AL QUR'AN program saya hehehe...
Eh tadi ada bisikan yang menakutkan, apa sih itu? Yah..namanya saja perjuangan pasti ada yang mencemooh. Itu biasa. Kadang sakit juga dihati, tapi masa saya harus mundur karena itu. Kendalanya adalah kepercayaan masyarakat karena yang membisikkan itu adalah bukan siapa-siapa. Orang dalam lah istilahnya. Siapa? Ada deh.... :D
Sayang saya belum menuliskan program semua itu dalam bentuk tertulis dan rapi. Coba saya tunjukkan siapa saja dan siapa tahu ada yang berminat bekerja sama. Sampai sekarang, selain Yasmin Bagir, belum ada yang mempunyai mimpi dan minat yang sama dengan saya.
Apalagi saya tumbuh dalam lingkungan pebisnis. Semua hanya bisnis oriented meski tidak lupa ibadah pribadinya. Tapi akibatnya saya tidak pernah bisa menyampaikan passion saya yang aneh ini :D Tidak bisa menyampaikan visi misi saya.
Work alone was never been better than work together
Tidak ada komentar:
Posting Komentar