Senin, 10 Juli 2017

Tren Vlogging



Pulang dari toko, saya berjalan kaki. Di depan saya ada 4 anak yang pastinya mereka masih usia SD. Laki-laki semuanya. Mereka ngobrol, betapa mereka marah dengan salah satu temannya yang entah kenapa. Tapi yang bikin telinga saya panas, betapa kata-kata kasar selalu keluar dari lisan kecil mereka. Tampang mereka benar-benar bukan tampang anak-anak yang polos, tapi malah mirip preman kecil, ditunjang penampilan dan kata-kata kasarnya. Bukan lagi kasar, tapi sangat kotor.

Kenapa tidak ditegur? Duh, saya malas sekali saat itu. Sudah capek pulang kerja hehehe..

Lalu saya juga dibuat heran dengan sikap beberapa anak remaja, yang anteng banget depan hapenya. Senyum-senyum sendiri. Awalnya saya kira, mereka lagi chatting dengan teman-temannya di grup. Tapi, duh penasaran banget saya. Akhirnya, saya pura-pura melintas di belakang mereka. Ternyata mereka lihat youtube! Tambah penasaran, mereka lihat apa sih di youtube?


Sempat terlupa, karena sibuk pekerjaan dan urusan anak-anak. Tetiba baca postingan di facebook tentang bahaya vlog. Lalu saya teringat remaja yang asyik masyuk lihat youtube. Lihat vlog kah mereka?

Apa itu vlog? Video blog, mendokumentasikan apa saja kegiatan mereka dalam tema tertentu atau dalam kesehariannya. Buat apa? Ya kalau yang bikin vlog sih jelas mencari dua hal, ketenaran dan uang dari youtube. Semakin banyak yang lihat videonya, semakin banyak penghasilannya. Ada yang sampai puluhan juta hanya dari youtube. Belum penghasilan dari endorse, yang jadi sambilan hampir semua artis social media.

Trus, apa manfaatnya buat yang melihat? Yah, asyik aja sih.. kata remaja yang saya tanya. Ada juga yang menjawab seru, kekinian, gaul, dan lain-lain. Ada juga yang menjawab bisa dapat ilmu.
Saya tambah penasaran. Lalu saya mencoba menelusuri. Ternyata banyaaak sekali vlogger Indonesia. Ada yang beauty vlogger, isinya cara-cara biar cantik, tutorial make up dan hijab dan lain-lain. Ada juga vlogger yang isinya komedi. Food vlogger juga ada, isinya membahas makanan saja.

Lha kalau isinya Cuma keseharian sang vlogger? Hai, saya lagi disini nih.. blablabla. Atau kalau isinya vulgar? Ternyata yang vulgar banyak banget subscribernya. Apalagi yang gamer hobi mengeluarkan kata-kata makian, kasar bin kotor.

Haduh, penelusuran saya tentang vlogging ini, memang bukan pasti. Setidaknya menurut saya, vloggingnya anak-anak muda ini sangat tidak bermutu. Sangat. Tidak ada unsur edukasinya, adanya malah unsur merusak. Anak diperlihatkan kehidupan hedonis nan mewah, diberi lelucon yang sangat tidak bermutu bahkan berunsur bohong, diberi tontonan yang amat sangat tidak baik untuk otak mereka.

Lalu, apa hasilnya remaja yang hobinya menonton vlog mereka? Duh, bukannya menghasilkan, malah adanya merusak diri mereka sendiri. Merusak mental dan jiwa mereka.

Belum lagi, bicara komen. Ya Allah, pilu hati ini. Pernahkah kalian membaca isi komen dari vlog? Atau di facebook, isi komen dari lelucon atau gambar meme? Atau isi komen berita sampah? Isinya, bak tempat sampah. Kotoran semua. Kata kotor, kasar, vulgar nyampur jadi satu. Bukan satu dua orang, tapi hampir semuanya! Menjijikkan!

Apakah saya terlalu lebay mengkhawatirkan remaja pengguna sosmed?

Apakah saya harus mengikuti sesebapak yang penulis terkenal itu, yang mengizinkan anaknya memakai hape agar tetap gaul dan kekinian? Oh no, Pak. Saya tidak sanggup sama sekali.
Biarlah anak-anak saya tetap tidak tahu atau terlambat tahu tentang dunia ajaib ini. Terlambat ketika mereka sudah matang dan mantap bisa menyaring dengan pikiran yang jernih. Biarlah sekarang mereka berkutat dengan buku tebal berhuruf arab gundul, dan enid blyton sebagai hiburannya.

Para vlogger ajaib itu, semoga tersadarkan bahwa semakin banyak follower mereka, semakin berat tanggung jawab mereka, apalagi jika sangat berpengaruh. Ngeri euy…dengan dosa jariyah.

Akhir kata, saya mengingatkan diri saya sendiri agar terus memeluk anak-anak. Mendekap mereka dan menjauhkan dari bahaya yang kadang seperti belut, licin tidak bisa dipegang dan harus kena akibatnya. Hanya Allah lah sebaik-baik pelindung, sekuat-kuat, dan seaman-amannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar