Jumat, 07 Juli 2017

Zubair bin Awwam

Zubair Menghunuskan Pedang
Zubair bin Awwam adalah seseorang yang memiliki hubungan keluarga dengan Nabi Muhammad. Khadijah binti Khuwailid istri Nabi Muhammad, adalah bibi Zubair. Ibu Zubair yang bernama Shafiyyah binti Abdul Muthalib, adalah bibi Nabi Muhammad.
Zubair termasuk orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Pada waktu itu, dakwah Islam sedang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Tetapi paman Zubair, Naufal bin Khuwailid, mengetahui keislaman Zubair. Naufal mencoba dan berusaha agar Zubair yang masih muda itu keluar dari Islam.
“Ayolah, Zubair. Kita tidak boleh meninggalkan ajaran nenek moyang kita. Kita tetap harus menyembah berhala. Keluarlah dari Islam…” bujuk Naufal.
“Tidak, Paman. Saya yakin agama Islam lah yang benar.” Kata Zubair dengan tegas. Naufal masih terus membujuk dengan berbagai cara. Karena Zubair tetap saja tidak mau keluar dari Islam, maka Naufal pun menyiksanya.
Zubair dimasukkan ke dalam kamar, lalu kamar itu diberi asap dari api yang membara. Asap itu membuat Zubair lemas karena sulit bernafas. Meski sudah disiksa, Zubair masih saja tetap dalam pendiriannya.
“Kembalilah menyembah berhala, kau akan aku keluarkan dari kamar ini.” Kata Naufal membujuk Zubair.
“Tidak. Sampai mati pun saya tidak akan meninggalkan Islam!” jawab Zubair. Karena tidak berhasil, Naufal pun melepaskan Zubair lalu meninggalkannya.
Suatu hari, datanglah berita yang sangat mengejutkan. Zubair mendengar Nabi Muhammad telah wafat karena dibunuh. Zubair marah sekali mendengarnya.
Zubair segera menunggangi kudanya dan menghunuskan pedangnya sambil berkeliling Mekkah. Zubair ingin mencari Nabi Muhammad dan memastikan berita itu. Zubair melewati kerumunan banyak orang dan terus mencari Nabi Muhammad. Bila ternyata Nabi Muhammad benar terbunuh, Zubairlah yang akan membunuh pembunuhnya.
Di pinggir kota Mekkah, Zubair mendapati Nabi Muhammad sedang bersama beberapa sahabatnya.
Ada apa, Zubair? Mengapa kamu menghunuskan pedangmu?” Tanya Nabi Muhammad.
“Saya mendengar Nabi Muhammad telah terbunuh.” Jawab Zubair.
“Lalu, apa yang akan kamu lakukan?” Tanya Nabi Muhammad lagi.
“Saya akan membunuh orang yang membunuhmu.” Jawab Zubair.
Mendengar itu Nabi Muhammad sangat gembira. Nabi Muhammad mendo’akan kebaikan dan kemenangan untuk pedang Zubair yang terhunus. Maka, jadilah Zubair orang yang pertama menghunuskan pedangnya di jalan Allah.

Zubair dalam Perang
Zubair ikut berhijrah ke Habsyah bersama para sahabat. Zubair juga selalu mengikuti peperangan bersama Nabi Muhammad.
Dalam perang Yarmuk melawan pasukan Romawi, pasukan Zubair bnyak yang berlarian. Tetapi Zubair masuk dan menerobos pasukan Romawi sendirian dan menebaskan pedangnya pada setiap pasukan Romawi yang dijumpainya sambil bertakbir.
“Allaahu Akbar!” seru Zubair. Takbirnya memberi semangat pada kaum muslimin. Hingga akhirnya kaum muslimin pun mendapat kemenangan.
Salah seorang sahabat bertanya,
“Apa yang ada dalam tubuhmu itu, Zubair?”
“Setiap lukanya adalah karena aku ikut berperang bersama Nabi Muhammad.” Jawab Zubair.
Dalam perang Hunain, pasukan musuh yang kalah bersembunyi, hendak bermaksud menyerang balik pasukan Islam. Pasukan Islam tidak ada yang mengetahui. Zubair lah yang mengetahui kelicikan musuh itu.
Zubair segera menyerang mereka seorang diri, dan berhasil membuat mereka lari tunggang langgang dan kocar-kacir. Maka, selamatlah pasukan Islam dari kelicikan musuh.
Begitulah Zubair yang selalu ikut dalam setiap peperangan membela Islam. Zubair selalu tampil dengan gagah berani. Memang sejak kecil Zubair adalah penunggang kuda yang hebat. Kemampuannya itu digunakan untuk berperang membela Islam.
Kadang dalam suatu peperangan, Zubair harus menghadapi musuh yang banyak seorang diri. Tapi Zubair tidak takut sama sekali. Dengan berani Zubair berhasil membuat pasukan musuh kocar-kacir dan kalah dalam perang.
Nabi Muhammad pun sangat menyayangi Zubair, hingga Nabi Muhammad bersabda,
“Setiap Nabi mempunyai pendamping dan penolong, maka pendamping dan penolong saya adalah Zubair bin Awwam.”
Zubair sangat bahagia. Zubair juga selalu mengingat-ingat sabda Nabi Muhammad ketika perang Uhud.
“Lemparkanlah panahmu, Zubair. Ayah dan ibuku menjadi tebusannya.” Sungguh luar biasa, bahwa Nabi Muhammad menjadikan ayah dan ibunya sebagai tebusan panah Zubair.

Zubair Suka Sedekah
Zubair adalah pedagang yang sukses. Hartanya sangat banyak. Tetapi Zubair selalu memberikan hartanya kepada orang lain.
Zubair memiliki 1000 orang budak yang selalu membayar upeti kepadanya. Setiap uang yang diterimanya langsung disedekahkan kepada fakir miskin.
Zubair juga pernah menjual rumahnya. Seorang sahabat berkata pada Zubair.
“Zubair, kamu ditipu dalam jual beli rumahmu itu.”
“Tidak, sesungguhnya semua uang itu sudah saya sedekahkan di jalan Allah.” Jawab Zubair.
Zubair selalu menyedekahkan semua uangnya sehingga Zubair mempunyai hutang. Zubair pun berkata pada anaknya.
“Bila nanti saya meninggal dan saya masih mempunyai hutang, tolong bayarkanlah hutang saya. Bila kamu kesulitan membayarnya, mintalah pada tuanku.”
Anaknya merasa kebingungan dan bertanya,
“Apa maksud ayah? Siapa yang Ayah maksud dengan tuan Ayah?”
“Tuanku adalah Allah yang Maha Kaya dan Sebaik-baik Pelindung.”
Maka ketika anaknya berusaha membayar hutang Zubair, tidak pernah mengalami kesulitan karena selalu berdo’Abu Bakar
“Wahai tuannya Zubair dan pelindung Zubair, bayarlah hutang-hutangnya Zubair.”

Zubair Terbunuh
Dalam perang Jamal, seseorang yang benama Amru bin Jarmuz mengikuti Zubair dari belakang. Amru memang sudah berniat hendak membunuh Zubair. Amru mengalami kesulitan karena kelincahan gerakan Zubair.
Maka Amru pun menusuk Zubair dari belakang dengan pedangnya. Zubair pun tewas terbunuh. Amru segera menemui Ali bin Abi Thalib dengan menunjukkan bekas darah dalam pedangnya.
“Ali, aku telah berhasil membunuh Zubair!” kata Amru dengan gembira. Amru mengira ini adalah kabar gembira buat Ali. Namun Ali pun berteriak dengan sedih.
“Aku beri tahu, bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda kepadaku, sunggub pembunuh Zubair adalah penghuni neraka!” kata Ali dengan marah.
Ali mencium pedang Zubair dengan meneteskan air mata.
“Sungguh pedang ini telah lama melindungi Nabi Muhammad dari bahaya.”

Zubair telah syahid dalam perang. Tubuhnya yang penuh luka menjadi saksi bahwa Zubair selalu ikut berperang dan membela Nabi Muhammad dan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar