Sa'i adalah berjalan dari bukit Shofa ke bukit Marwa lalu kembali lagi sebanyak tujuh kali. Satu kali perjalanan dari bukit satu ke bukit lainnya dihitung satu perjalanan.
Jarak antara keduanya sekitar 700 meter. Sehingga total perjalanan 4.9 km. Sai ini dilakukan disamping masjidil haram. Disebelah tempat melakukan sholat sunah setelah selesai thawaf.
Karena sa'i dilakukan segera setelah thawaf, maka perjalanan sa'i dirasa lebih melelahkan oleh para jamaah. Namun Allah lah yang memberi kekuatan, sehingga semua jamaah bisa melakukannya walau dengan berjalan perlahan-lahan.
Ketika sampai diatas bukit, baik bukit shofa dan marwa, maka disitulah tempat yang mustajab untuk berdoa. Jamaah berhenti sejenak menghadap ka'bah, menengadahkan tangan sembari berdoa kepada Allah Ta'ala. Lalu melanjutkan kembali perjalanannya.
Bukit shofa dan Marwa masih tersisa sedikit. Bukit ini terlihat apabila jamaah melakukan sai dilantai dasar saja. Bila dilantai dua maka bukitnya tidak akan terlihat. Bukitnya hanya tersisa sedikit. Maka bukit ini dilindungi dengan kaca yang besar dan tebal agar sisa bukit ini masih bisa terlihat seterusnya.
Perjalanan sai mengingatkan kita pada ibu Hajar yang merupakan ibunda dari Nabi Ismail. Mereka ditinggal di gurun pasir sendirian dan ibu Hajar berusaha mencari air untuk Nabi Ismail yang kala itu masih bayi, dengan berlari-lari kecil antara bukit shofa dan marwa sebanyak tujuh kali.
Allah Ta'ala memberikan pertolongan dengan munculnya mata air zam-zam. Yang hingga kini airnya tak pernah surut dan dinikmati oleh milyaran manusia.
Dulu sumur zam-zam masih bisa dilihat. Namun karena ulah manusia banyak yang berusaha mengotori sumur zam-zam, maka pemerintah Saudi menutup akses menuju sumur. Air disedot dalam tangki besar melalui mesin pendingin lalu dialirkan melalui saluran-saluran bahkan dialirkan ke Masjid Nabawi di kota Madinah Al Munawaroh.
Sungguh air yang pernuh berkah
![]() |
| Bukit Shofa dan Marwa yang tersisa dilindungi oleh kaca |

Tidak ada komentar:
Posting Komentar