Selasa, 05 November 2019

My Dear Son, I Will Keep Fighting

Liburan semester pertama di tahun keempatnya menjadi santri. Semoga ada hikmahnya ketika dia liburannya tidak bersamaan dengan adiknya.

Usamah, my dear son. Suatu hari kelak jika kau membaca ini, akan kupastikan dirimu bahagia. Jauh lebih bahagia dibanding Mama yang sedang menulis ini.

Semakin hari perubahan perilaku yang kau tampakkan, semakin membuat Mama bahagia. Kau tidak sempurna. Namun kau yang sekarang, sudah jauh melampaui ekspektasi.

Kau bersikap sangat santun. Lembut. Jauh dari sikapmu yang dulu. Ya, kau sangat berubah dan itu membuat Mama bahagia. Kalau Mama ingat beberapa peristiwa yang membuat Mama menangis sejadi-jadinya karena menyesal, maka doa mama kini berubah. Dan semoga kau adalah jawaban doa mama.

Kau bersikap sangat dewasa. Keusilan tak berubah, namun ketenangan dalam bertindak, berpikir jauh kedepan, dan tak lagi bersikap egois menunjukkan bahwa kau bersiap untuk sangat matang. Amat sangat matang. 

Bahkan kau mulai belajar bersikap positif. Ini juga membuncah dada mama. Ya Allah, sifat ini amat kurindukan saat ini. Kau hadir bak embun mendinginkan kalbu mama. Mama amat terhibur, Nak. 

Puncaknya adalah melihatmu membaca Al Qur'an. Persembahan nilai mumtazmu, pencapaian 30juz, ditambah akhlak menawanmu, sungguh air mata tak bisa ditahan lagi. Air mata bahagia. Air mata yang membasuh luka luka. 

Percayalah, Nak. I will keep fighting. Mama tak akan berhenti berjuang hingga Allah yang memutuskan segalanya. Ikhtiar maksimal akan mama upayakan. Demi melihatmu sukses dunia dan akherat.

Tertanda, 

Mamamu yang lagi baper bahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar