Selasa, 06 Agustus 2024

Seri Kangen Abah - Buku Turkistan

Di meja makan, kami biasa membahas apapun itu. Salah satu topiknya adalah buku ini. 

"Abah, itu hanya cerita fiksi." Kata saya.

"Ceritanya fiksi, tapi sejarahnya nyata. Memang begitu kondisinya." Kata Abah. "Dulu negeri itu namanya Turkistan, tapi di caplok Cina dan namanya berubah menjadi Xinjiang." Kami pun larut membahas buku ini, baik sejarahnya maupun tokoh fiksinya.

Percakapan ini jauh sebelum kejadian Uighur viral. 

Lalu ketika ada peristiwa Uighur, kami seperti diingatkan pada buku ini. 

"Dimana bukunya? Kamu yang terakhir baca." Kata Abah.

"Ndak kok, yang terakhir Abah." Jawab saya. Kami malah saling menuduh hehehe.. 

Tapi akhirnya buku ini hilang tak berbekas. Entah terselip atau ada yang pinjam dan lupa tidak dikembalikan. Beberapa kali Abah minta dicarikan buku itu lagi di market place. Tapi saya belum pernah menemukannya.

Sekitar dua tahun yang lalu, sulung saya yang hobi pergi ke tempat loak buku, pulang dengan membawa buku ini. 

"Mamah nyari buku ini kan? Ini tadi ada yang jual." Katanya. 

Rasa rindu Abah langsung menyeruak di dada. Dan rasa itu bercampur dengan rasa haru atas perhatian dari si sulung. 

"Jazakallah Khoir Nak.." 

=======

Rabu, 10 April 2024

Punya Anak Banyak?

Saya kagum sekali dengan ibu yang beranak banyak. Lebih dari 5 sudah saya sebut banyak. Sepupu saya anaknya 11. Kemudian ada juga video viral yang anaknya 10 dan semua hafidz qur'an.

Saya salut pada mereka. Dan bahkan itu cita-cita saya dulu. Punya anak banyak.

Tapi pada realitanya, punya anak banyak belum tentu menjadi kebaikan. Ada banyak hal yang menjadi penyebab yang akhirnya membuat orang tidak bisa memiliki banyak anak. Diantaranya adalah faktor kesehatan. Dokter sudah memvonis agar tidak boleh punya anak lagi karena kondisi kesehatan yang membahayakan ibu dan bahkan anaknya. Karena itu pasangan biasanya langsung memutuskan untuk KB agar mereka tidak lagi memiliki anak.

Penyebabnya banyak sekali. Ada yang memiliki varises hingga beresiko bisa pecah bila hamil lagi. Ada yang memiliki darah tinggi atau hipertensi. Dan banyak hal lain yang tidak saya bahas pada saat ini. 

Namun ada penyebab lain selain kesehatan yang menyebabkan tidak bisa memiliki anak banyak, yaitu faktor psikis. Saya menerima curhat dari beberapa teman dan saya bisa menemukan garis merah yang menghubungkan semua penyebab psikis wanita tidak bisa atau tidak mau punya anak banyak.

Garis merah itu adalah faktor suami. Suami memiliki peran yang sangat penting dan besar dalam kehidupan istri. Sikap suami menentukan kehidupan istri. 

Ada suami yang walaupun ekonomi kurang, namun sangat rajin bekerja dan sayang pada istrinya. Sehingga istri tidak enggan memiliki anak banyak karena merasa suami bertanggung jawab secara ekonomi. Juga membantunya dalam urusan rumah tangga. 

Ada suami yang kurang perhatian namun ekonominya baik. Dalam hal ini bila istri memiliki mental yang kuat, maka punya anak banyak tidak masalah. Toh yang penting nafkah tidak berhenti. 

Ada juga suami yang ekonomi pas-pasan, hidup ditopang dari istri bekerja, namun juga kurang perhatian pada istri. Curhat seorang teman yang pada posisi ini, ditambah suaminya pemarah pula suka memukul anak-anaknya. 

Kondisi yang menyebabkan istri bisa depresi, tidak memungkinkan seorang istri memiliki anak banyak. Bagaimana perempuan begitu ditekan dengan dalil agama harus bersikap sabar dan penyayang, punya anak banyak, namun tidak diiringi dengan nafkah batinnya berupa perhatian dan kasih sayang, ditambah pula harus bekerja.

Lihat saja semua keluarga yang punya anak banyak dalam kondisi ekonomi kurang maupun lebih. Ketika ditanya apa kunci mendidik anak banyak, sang istri selalu menjawab bahwa peran suami sangat penting. Pembagian tugas dalam keluarga, baik tugas rumah maupun tugas pendidikan anak. Semua dilakukan berdua, tidak mengesampingkan peran salah satu pasangan. 

Sungguh keterlaluan bagi suami yang sudah tidak memberikan perhatian pada istrinya namun terus menuntut istri untuk memiliki anak banyak.

Menurut saya, entah salah atau tidak menurut agama, maka bagi istri hendaknya berani mengemukakan pendapatnya untuk tidak memiliki anak lagi bila kondisi rumah tangga tidak memungkinkan. Karena suami yang tidak peka harus disadarkan dengan komunikasi. 

Hal ini agar anak yang ada tidak menjadi korban ketidakberesan dalam mengurus rumah tangga. Anak 3 atau 4 sudah cukup asalkan mereka menjadi qurrota a'yun atau penyejuk pandangan mata. 

Bagi suami, jangan memiliki seribu alasan untuk tidak memperhatikan istri. Alasan pekerjaan, alasan dakwah, dan alasan yang lain. Sesibuk apa dirimu dibanding Rosulullah sallallahu alaihi wasallam yang memiliki banyak istri, beliau sibuk berdakwah, seorang kepala negara, dengan urusan yang sangat berat, namun tetap memberikan perhatian dan kasih sayang pada semua istrinya. 

Bila istri terlihat lelah dalam mengurusi anak, ulurkan tangan dan perhatian untuk membantu dan menguatkannya. Beri jarak kehamilan agar istri bisa lebih kuat secara fisik dan psikisnya.

Dan bagi istri pula, jangan jadikan ini alasan untuk tidak memiliki anak banyak ya. Bila suami membantu dalam urusan rumah tangga dengan cukup, maka jangan membuat alasan tidak syar'i untuk tidak memiliki anak seperti berikut ini. "Nanti aku tidak bisa jalan-jalan kemana-mana kalau aku hamil dan punya anak lagi."

Ibu dimuliakan 3kali lebih tinggi dibanding ayah karena 3 hal. Hamil, melahirkan dan menyusui.

Minggu, 31 Desember 2023

Kaleidoskop 2023 Kehidupan part 1

Sekarang sudah tanggal 1 Januari 2024. Pada tahun 2023 sungguh menyisakan kenangan yang sangat random suka dan duka silih berganti. Berikut adalah ringkasan perjalanan 2023 untuk mensyukuri segala nikmat dan bahagia, ternyata saya bisa sabar menjalani semuanya.

📝 Januari 2023

✅ Mengantar Rumaisha setelah liburan semester pertamanya di pondok. Sampai pondok baru sadar kalo Rumaisha ternyata menyamakan outfitnya dengan outfitku 😍
✅ Ada ujian LQ, aku menyimak secara langsung anak-anak yang ikut ujian baca Al Qur'an. 

📝 Februari 2023

✅ Jalan-jalan ke restoran Jepang sama Fila, Wafa dan Hana. What a nice memory.
✅ Bolak-balik ke Jogja antar periksa Abbas naik kereta KRL, Alhamdulillah berakhir juga
📝 Maret 2023

✅ Pertama kali mengadakan dauroh sholat bersama Ustadz Sanif Alisahbana. Peserta membludak Masya Allah
✅ Wisuda Akbar LQ Al Ikhlash bersama tiga masjid yaitu Masjid Marwah, Muniroh dan MUI. Masya Allah, kak Bimo pecah sekali materinya 😍
✅ Umroh Romadhon yang mengejutkan 😍 sehari setelah wisuda Akbar LQ langsung berangkat.
📝 April 2023

✅ Acara Romadhon LQ, bagi ifthar di pinggir jalan. Never fail to make me happy 😍

✅ Tarawih ketemu anak-anak LQ-ku sayang 😍
✅ Ke Tawangmangu liburan setelah lebaran yang menyenangkan 😍

Minggu, 05 November 2023

Mengenang Tentara Gurkha Mogok Berperang karena Dengar Adzan pada 10 November 1945

Oleh: Muhammad Subarkah, jurnalis Republika

‘’Kita bersaudara. Indonesia-Pakistan bersaudara!’’ begitulah pernyataan berbagai pejabat Pakistan ketika menerima kunjungan delegasi Indonesia. Menurut mereka, jasa Indonesia sangat besar terhadap negaranya, terutama ketika India-Pakistan terlibat dalam konflik pada dekade 60-an.

Sosok Presiden Sukarno sangat terkenal di sana dan menghormatinya atau mendapat tempat khusus. Dia layaknya menjadi salah satu pemimpin penting di Asia yang juga menjadi Bapak Bangsa Pakistan: Muhammad Ali Jinnah.

‘’Merdeka…!’’ pekik perjuangan ini di Pakistan ternyata cukup dikenal. Ketua Parlemen Pakistan kerap menyatakannya ketika membuka percakapan dalam pertemuan dengan delegasi Indonesia. Mereka tampaknya juga tahu bahwa kata ‘merdeka’ itu serapan dari bahasa asal India (Sansekerta), yakni ‘maharddhi’ yang arti harfiahnya adalah kemakmuran, kesempurnaan besar, keunggulan, kesucian.

Tak hanya itu kisah heroik angkatan perang Indonesia yang berani bertindak sebagai pihak pemisah ketika Pakistan dan India terlibat konflik. Keberanian para penggawa armada TNI angkatan laut ketika mencegah aksi penyerangan armada laut India terhadap armada kapal perang Pakistan mereka kenang sampai sekarang

Namun, di antara sekian banyak tokoh Pakistan yang punya hubungan khusus dengan Indonesia setelah Ali Jinnah, adalah mendiang Presiden Muhammad Zia ul Haq. Bahkan, presiden yang meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat ini punya hubungan emosional langsung dengan peristiwa pertempuran besar di Surabaya, pada 10 November 1945. Zia Ul Haq pada saat itu datang bersama pasukan sekutu dan menjabat sebagai salah satu komandan Gurkha yang bertugas di Surabaya.

Kenangan Presiden Zia ul Haq

Namun, ada yang abadi dalam mengenang pasukan Gurkha yang dahulu bertempur di Surabaya pada 10 Novermver 1945. Mereka ternyata sempat mogok bertempur karena mendengar suara adzan dan takbir!

Dan, sang komandannya yang pernah mengalami pertempuran langsung di Surabaya pada 10 November 1945 itu adalah mantan presiden Pakistan Zia ul Haq. Semasa hidup, dia selalu terkenang dengan kota yang terkenal dengan makanan rawon dan rujak cingurnya itu.

Bahkan, pada tahun 80-an, semasa Zia ul Haq menjabat sebagai presiden dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, dia secara khusus meminta kepada Presiden Suharto agar bisa berkunjung ke Surabaya. Alasannya, ia ingin melihat kembali kota itu.

Tentu saja, sebagai sesama mantan komandan tempur Suharto pun mengizinkannya. Dikabarkan saat Suharto menginyakan keinginannya, wajah Zia ul Haq menjadi semringah alias berseri-seri. Ini membutikan kenangan pertempuran besar antara tentara sekutu (Inggris dan Austalia yang di dalamnya ada legiun Gurkha) begitu dalam membekas dalam hatinya.

Memang Zia ul Haq saat itu hanya seorang tentara dan tidak tahu tetek bengek politik. Dia juga tak paham bahwa kedatangan bala tentaranya bersama pasukan Inggris yang saat itu sekutu, diboncengi tentara Nica (Belanda) sebenarnya ingin menjajah kembali Indonesia.

Bagi kalangan rakyat yang sempat terlibat dalam peristiwa pertempuran itu, mereka juga melihat peran tentara Gurkha. Namun, mereka juga melihat keanehan ketika banyak di antara mereka yang mogok tak mau perang. Bahkan, beberapa orang malah melakukan disersi.

Mengapa demikian? Jawabnya karena tentara Gurkha, yang salah satunya komandannya adalah Zia ul Haq tersebut terkejut ketika tiba di Surabaya, dengan melihat banyaknya masjid dan meluasnya suara adzan ketika tiba waktu shalat.

Mereka tiba-tiba sadar karena pihak yang mereka perangi adalah saudaranya sendiri, sesama Muslim. Maka mereka pun mogok tak mau bertempur.

Para legiun Gurkha itu pun kian kaget ketika ada seruan dari radio yang dikumandangkan Bung Tomo serta teriakan para pejuang di tengah pertempuran Surabaya adalah: 'Allahu Akbar!'. 

Maka praktis secara diam-diam, sebagian tentara sekutu mengalami ‘demoralisasi’. Apalagi, tentara Gurkha pun pada saat itu aktif mengerjakan shalat berjamaah di berbagai masjid bersama warga lokal. Nah, kenangan itulah yang dirasakan Zia ul Haq ketika menjadi komandan pasukan Gurkha di Surabaya. Dan memori ini lestari hingga dia menjabat sebagai presiden Pakistan.

Pekik 'Allahu Akbar' yang terdengar di tengah pertempuran memang menjadi pertanda bahwa pertempuran itu merupakan ajang perang kaum santri. Mereka bergerak setelah Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari menyatakan perlawanan kepada penjajah adalah kewajiban setiap Muslim: Cinta tanah air adalah sebagian dari iman! 

Seruan pendiri NU ini tentu saja membakar semangat para santri yang datang dari berbagai pesantren yang tersebar, tak hanya dari seputaran Surabaya dan Jawa Timur, tapi hingga meluas di berbagai pesantren yang ada di Jawa Tengah dan Cirebon. Para santri itu datang untuk bertempur dengan naik kereta api ke Surabaya.

''Dua orang saudara kakek kami gugur dalam pertempuran di Surabaya. Mereka datang ke sana dengan naik kereta api dan tertembak ketika hendak masuk kota Surabaya dari arah Sidoarjo,'' begitu kata salah satu pengasuh pondok pesantren Somalagu, di Desa Sumber Adi, Kebumen Jawa Tengah, beberapa waktu silam.

Dia mengatakan, mereka datang dan ikut bertempur melawan bala tentara Sekutu yang diboncengi Nica dengan semangat berjihad. Jadi masuk akal bila pasukan Gurkha yang salah satunya dikomandani Zia Ul Haq menjadi malas bertempur. Mereka tahu tak ingin tangannya berlumuran darah karena memerangi sesama Muslim.

Legiun Gurkha legenda tentara dunia

Dalam percaturan militer di dunia, ada salah satu garnisun yang sangat disegani. Mereka adalah tentara legiun ‘Gurkha’. Legiun ini menjadi legendaris karena banyak terlibat dalam pertempuran besar dunia. Pihak Kerajaan Inggris memanfaatkan kemampuan tempur mereka yang luar biasa, dengan melibatkannya ketika sekutu membombardir Surabaya pada 10 Oktober 1945.

Keahlian tempur mereka didapatkan secara alami karena berasal dari suku yang terbiasa berperang.

Kebanggaan terhadap korps ini sangatlah besar. Sosok pasukan ini begitu diagungkan di Pakistan. Bahkan, kegemilangannya selalu ditarik hingga peristiwa kekalahan pasukan Iskandar Zulkarnain, pada masa awal Masehi saat menyerbu wilayah anak benua Asia, yakni India yang kemudian terpecah menjadi tiga negara, yaitu Pakistan, India, dan Bangladesh.

Tentara Bayaran dalam Islam: Dari Budak Slavia Dinasti Fatimiyah Hingga Legiun Janissari
Sosok prajurit tempur itu juga terlihat secara jelas bila kemudian mengacu pada figur Zia ul Haq. Postur tubuhnya yang tegap dan tinggi jelas menjadi hal yang mencolok dan menegaskan bahwa dia adalah prajurit pilihan.

Sosok seperti ini pun akan mudah terlihat bila melihat pada figur sebagian sosok petugas keamanan dan tentara di Pakistan pada masa kini. Tinggi badan mereka menjulang, rata-rata sektar 190 cm.

Kemampuan tempur mereka ditempa oleh alam yang keras.

"Mereka bisa bertempur dengan baik berhari-hari meski hanya berbekal sepotong roti tawar dan beberapa liter air putih,’’ begitu kisah seorang petinggi militer Pakistan, beberapa waktu silam ketika menerima kunjungan wartawan dari Indonesia.

Sumber : news. Republika. Com 

Semoga bukan hoax ya

Minggu, 01 Oktober 2023

Sinergitas Pendidikan Anak dari Rumah dan Pesantren

Oleh : Ustadz Sanif Alisyahbana, LC

Sinergi Pendidikan Pra Pesantren

1. Penanaman visi pendidikan
Orang tua sebaiknya menanamkan visi pendidikan jauh-jauh hari sebelum anak masuk ke pesantren. Komunikasi intens kepada anak apa tujuan memasukkan anak ke pesantren, dan apa yang menjadi pemikiran orang tua hendaknya disampaikan sejak kelas 3 atau 4 SD. Anak akan memahami dan lebih siap dengan tujuan hidupnya.

2. Pembentukan karakter kepribadian
Karakter anak sebaiknya dibentuk sejak dini. Bagaimana bergaul dengan teman, bagaimana sikap terhadap ustadz, bangun sebelum subuh, dan sebagainya. Agar nanti anak menjalani hari-hari di pesantren dengan lebih baik.

3. Pengajaran dasar keilmuan
Dasar keilmuan sebaiknya diajarkan, dimulai dengan belajar Al Qur'an dan pelajaran agama lainnya. Lebih baik bila memasukkan anak ke sekolah dasar yang berbasis Al Qur'an agar tidak kaget dengan pendidikan di pesantren.

4. Pelatihan skill kemandirian
Skill kehidupan sehari-hari sebaiknya diajarkan seperti bagaimana merapikan tempat tidur, mencuci baju, mencuci peralatan makan, menyapu dan mengepel. Semua itu akan dijalani di pesantren maka sebaiknya diajarkan secara bertahap sejak dini.

5. Pengenalan dan edukasi dunia kepesantrenan
Anak dikenalkan dengan pesantren dengan komunikasi dan juga mengajak ke pesantren agar anak melihat secara langsung kehidupan di pesantren. Ajak ke beberapa pesantren agar anak bisa memilih juga mana yang lebih pas dan sesuai dengan kepribadian dan keinginan anak dan orang tua juga.

6. Pemilihan pesantren
Setelah mengenal pesantren, maka ajak anak untuk berkomunikasi tentang pemilihan pesantren. Orang tua perlu menyamakan visi dan misinya kepada anak-anak. Dengan komunikasi anak jadi tahu apa yang diharapkan orang tua dan orang tua juga memahami keinginan anaknya

7. Proses seleksi dan penerimaan 
Karena setiap pesantren memiliki batas kuota penerimaan, maka perlu ditanamkan kepada anak bahwa ketika anak ditolak di satu pesantren itu bukan akhir segalanya. Sebaiknya menyiapkan pilihan pesantren hingga 3 atau 4 sehingga anak juga sudah siap mentalnya dan tahu hendak kemana

Sinergi Pendidikan Rumah Ketika Liburan Pesantren

1. Manajemen kegiatan liburan pesantren
Ketika jadwal liburan telah disampaikan, maka sebaiknya orang tua mulai merancang kegiatan apa yang akan dilakukan anak di rumah. Karena tanpa manajemen kegiatan liburan, liburan akan menjadi kurang produktif. Kegiatan bisa berupa ikut kegiatan ayahnya bekerja atau berdakwah, bersilaturahmi ke rumah saudara, ikut acara sosial dan sebagainya

2. Aplikasi hasil pendidikan pesantren
Ketika di pesantren mulai ada hasil hafalan sekian juz maka sebaiknya digunakan untuk menjadi imam salat di masjid terdekat atau murojaah bersama di keluarga. Bisa juga mengajar anak-anak TPA terdekat.

3. Diskusi dan evaluasi proses pendidikan pesantren
Mendiskusikan tentang kegiatan di pesantren baik pelajarannya maupun aktivitasnya dan menggali bagaimana respon anak dan juga hasil yang dicapai

4. Komunikasi intens dengan guru dan pembimbing
Apabila ada kendala maka sebaiknya terus berkomunikasi dengan guru dan pembimbing agar sekecil apapun kendala bisa diselesaikan dengan segera.

5. Aktivitas sosial dan rekreasi positif untuk menghilangkan kebosanan 
Sebagian orang tua memindahkan peraturan pondok ke rumah sehingga anak menjadi sangat bosan dan tertekan ketika di rumah. Sebaiknya di rumah bisa lebih longgar namun tetap produktif. Maka aktivitas sosial bersama keluarga dan tetangga bila memungkinkan sebaiknya dilakukan. Orang tua juga bisa mengajak rekreasi yang positif untuk menghilangkan kejenuhan setelah beraktivitas yang monoton di pesantren. 

Closing Statement:

Bicara tentang sinergi orang tua dan pesantren, maka peran orang tua dalam kesuksesan pendidikan anak di pesantren itu sebetulnya adalah paling besar. Mungkin bisa dikatakan 90% dari potensi suksesnya anak belajar di pesantren tergantung orang tuanya. 

Dan saya beri satu kunci kesuksesan pendidikan anak di pesantren yang bisa diupayakan oleh orang tua adalah dengan bermujahadah dan berdoa terus-menerus. Karena ini yang akan menjadi wasilah utama anak kita sukses dunia akhirat. 

Bagi Anda yang ingin menitipkan anak putra-putrinya ke pesantren maka ibadah dan doanya harus ditambah berkali-kali lipat. Biarkan Allah subhanahu wa ta'ala yang menskenariokan proses perjalanan pendidikan anak kita hingga masa kesuksesannya di masa yang akan datang.

Senin, 31 Juli 2023

Fakta Unik Masjidil Haram

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq 
 
Tahukah antum ?

1. Bahwa kawasan masjidil haram, terkhusus tepatnya di atas Ka'bah, diperlakukan aturan "no fly zone" atau larangan adanya pesawat yang terbang di atasnya.

2. Masjidil haram berada di puncak daftar bangunan termahal di bumi hingga saat ini, yang dibangun dengan biaya $ 100 Miliar (sekitar 1.400 T)

3. Memiliki luas 356.800 m2, atau setara 88 kali lapangan bola dan mampu menampung sekitar dua juta orang.

4. Buka 24 jam sehari, tidak pernah benar-benar ditutup selama lebih dari 1400 tahun, dan menerima 20 juta pengunjung setiap tahun.

5. Lantainya yang berada di area terbuka akan selalu dingin meski tersengat di bawah teriknya matahari. Hal ini karena bahan marmer dan penangannya yang khusus.

6. Masjidil haram hanya mengalami "keheningan" hanya saat tanggal 9 Dzulhijjah. Yakni ketika waktunya berwuquf di Arafah. Di saat itu pula kiswah ka'bah diganti.

7. Kain Kiswah memiliki luas 658 meter persegi, terbuat dari sutera seberat 670 kilogram dan emas 15 kilogram.

8. Memiliki 6.000 pengkhutbah dan 60 muadzin.

9. Ada sekitar 2.200 petugas kebersihan. Yang bekerja sangat sigap dan terlatih. Saat berbuka di bulan puasa, hanya dibutuhkan waktu 2 menit untuk membersihkan kembali sisa makanan hingga tiba kumandang iqamah shalat Maghrib.

10. Terdapat 1.500 tempat penampungan sampah, yang mana dikeluarkan 30 ton sampah setiap harinya.

11. Memiliki 40 mobil pembersih sanitasi listrik dan 60 mesin saniter listrik untuk membersihkan halaman terbuka dan 2000 barel sanitasi yang tersebar di seluruh tempat.

12. Lantai masjidil haram ditutupi dengan 40.000 karpet, ini berarti lebih panjang dari jarak antara Jeddah dan Mekah 79 Km.

13. Memiliki 2.000 toilet lebih yang digunakan setiap hari dan yang dibersihkan setiap 6 jam sekali.

14. Ada 25. 000 dispenser air tersebar di dalamnya, menjadikan masjidil haram sebagai salah satu sistem pengeluaran air terbesar di dunia.
  
15. Terdapat lebih dari 2.000 brankas sebagai tempat penitipan barang-barang pribadi.
  
 16. Sistem audio di masjidil haram adalah salah satu yang terbaik, terdetail, terbesar, terefisien dan yang paling kompleks di dunia. Dengan margin kesalahan sistem audio 0%.
       
17. Memiliki 4 sistem audio yang berbeda dan ada 50 personel teknik suara yang selalu siap menanganinya.
 
18. Tersedia 10.000 kursi roda reguler untuk digunakan gratis, 400 kursi roda berpemandu elektronik dan layanan untuk penyandang disabilitas lainnya.

Sourse : Dari berbagai sumber
©AST

Sabtu, 29 Juli 2023

Dua Lelaki Pendusta

Oleh M.Dedy Vansophi

Jauh-jauh hari aku sebenarnya sudah merencanakan membeli beberapa pasang meja kursi antik dari kawan di Yogja. Kayunya sudah rastik, pliturnyapun sudah pada mbladus, pokoknya furniture yang sering kita lihat di rumah simbah-simbah zaman dulu. Cocok dan jodoh betul untuk leyeh-leyeh dengan atmosfir masa silam. Kawanku sudah menyanggupi dan sudah menemukan barangnya. Namun, tanpa kuketahui, di Desa, Bapak membeli dua batang pohon Anggrung. Pohon itu milik desa yang ditebang karena akan dilalui proyek pengairan.

Bapak menunjukannya padaku ketika pohon itu sudah menjelma menjadi dua pangkon meja kursi. Kami menyebutnya kursi gajah. Disebut begitu karena memang bentuknya sangat gemuk, kaki-kakinya seperti kaki gajah yang terkena beri-beri. Kalau jempol kaki Anda sedang cantengen jangan coba-coba mendekat. Sekali senggol, koit sajalah. Adapun finishing-nya menggunakan amplas dan plitur kelas satu, mengkilat seperti habis ketumpahan minyak goreng dua belas jeriken.

“Nih, katanya lagi nyari meja kursi. Ini kayunya super, desainnya mewah, pernisnya top. Kamu nggak usah repot-repot beli di Jogja,” kata Bapak bangga.

Semua yang Bapak katakan soal meja kursi ini bertolak belakang dengan rencanaku. Benar-benar tidak masuk seleraku. Apalagi soal harga pembuatan, kalau dihitung-hitung jauh di atas harga yang akan kubeli di Jogja. 

Tadinya akan kukatakan semua itu apa adanya, namun urung begitu melihat sarung yang Bapak pakai. 

Sarung itu aku yang membelikan di sebuah pasar kerajinan Lombok. Saat itu merupakan perjalanan pertamaku ke pulau itu. Sarung itu begitu menarik perhatianku karena memiliki corak yang berbeda dari kain-kain yang terpajang. Aku bayangkan Bapak sangat berkharisma dengan sarung itu. Maka ia kubeli dengan harga empat ratus ribu (termasuk cukup mahal pada saat itu, karena harga teh botol masih enam ratus rupiah)

Benar kataku, sarung itu sangatlah berpamor dipakai Bapak. Tak pernah kusaksikan Bapak mengenakan sarung itu kecuali dalam keadaan sumringah dan bangga. Kata Ibu, sarung itu hanya digunakan pada saat-saat istimewa, di antaranya sholat Ied, bertemu kyai dan pinisepuh, dan tentu saja saat aku pulang kampung. Saat itu aku merasa menjadi anak yang paling berbudi, bisa memberikan kesenangan dan kebanggaan pada Bapak.

Kira-kira lima tahun kemudian, tak sengaja aku melihat Kyai Bukhori mengenakan sarung yang sama dengan Bapak. Kutanyakan pada Ibu, apakah sarung itu pemberian Bapak? Kalau iya, tak mengapa, aku akan membelikan Bapak yang baru. (Padahal dalam hati aku menyesal kok sarung pemberianku diberikan pada orang lain, walau orang itu adalah Kyai Bukhori yang kuhormati).

Ternyata bukan. Kyai Bukori mengenakan sarung bikinannya sendiri.

“Kyai Bukhori kan memang tukang tenun. Beberapa hasilnya dijual juragannya ke berbagai daerah seperti Solo, Jogja, Bali, termasuk Lombok. Jadi sarung yang kamu beli di Lombok itu bikinan tangan Kyai Bukhori. Kalau beli langsung di sini cuma enam puluh lima ribu.” Ibu menjelaskan dengan hati-hati.

“Tapi Bapakmu melarang menceritakan ini. Katanya, jangan melukai kebanggaan anak yang ingin membanggakan orang tuanya.”

Seketika aku takluk pada kebijaksanaan Bapak dalam menjaga perasaan anaknya, supaya usaha sang anak tak nampak bodoh dan sia-sia. Selama lima tahun ia tutupi, dan, seandainya hari itu aku tak melihat Kyai Bukhori mengenakan sarung yang sama, niscaya kebodohan anaknya ini akan ia tutup seumur hidup dengan senyum penuh kebanggaan.

“Piye? Apik ora kursine? Kowe seneng ora?” tanya Bapak membuyarkan lamunanku.

Kupandangi lelaki ini. Lelaki yang sudah tak punya istri untuk menghibur dan menyanjungnya lagi. Lelaki yang kehilangan putri yang selalu membanggakannya. Kini yang ia punya hanya aku. Satu-satunya yang bisa menyanjung dan membanggakannya sekarang.

Maka kuelus-elus kursi gajah itu dari pagi sampai sore.

“Keren banget, Pak. Sudah jarang kursi begini. Harganya juga murah banget. Pokoke josss,” kata seorang anak pendusta pada seorang ayah yang juga pendusta. Dua lelaki pendusta yang saling menyayangi dan membanggakan.